
Oleh Naila Ahmad Farah Adiba
FREEDOM Flotilla kembali mengirimkan kapal bantuan yang kali ini bernama Handala. Sebuah kapal yang berlayar untuk menembus blokade di G4za dan untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada saudara kita di sana.
Nama armada tersebut diambil dari tokoh kartun P4l3stina, Handala. Sebuah simbol perlawanan dan keadilan. Kapal ini merepresentasikan semangat anak-anak G4za yang telah kehilangan banyak hal dalam hidupnya.
Tokoh kartun ini telah melanglang buana ke berbagai negara di Eropa untuk membangun rasa solidaritas dan kesadaran tentang genosida yang terjadi di sana. Bahwa diamnya kita itu adalah tanda keberpihakan.
Ia digambarkan membelakangi–sebagai representasi dari diamnya dunia terhadap genosida yang terjadi di P4l3stina. Ia tidak akan membalikkan tubuhnya hingga dunia membuktikan matanya dan P4l3stina merdeka.
Kapal ini bukanlah kapal pertama. Ia adalah pelanjut perjuangan sepanjang masa. Mereka pergi bukan karena tak paham bahaya yang akan menerpa–melainkan karena mereka peduli atas nasib sesama manusia di sana.
Walaupun mereka mengetahui tak ada jaminan untuk selamat sampai di perairan G4za, tapi setidaknya mereka tidak diam dan bungkam terhadap genosida yang terjadi di sana.
Karena saat tulisan ini dibuat, kapal Handala telah diberhentikan dan tidak diperbolehkan memasuki wilayah perairan G4za. Walaupun jaraknya sudah tak jauh lagi. Namun mereka harus berhenti karena israhell memutus komunikasi.
Maka, melihat spirit perjuangan yang dilakukan oleh armada ini, kita seharusnya banyak belajar dan memahami. Bahwa setiap kita akan dimintai pertanggungjawaban nanti. Maka sudah semestinya kita ikut berpartisipasi dan berkontribusi.
Tidak harus dengan langsung pergi ke sana. Berjuanglah dengan apapun yang kita bisa. Berjuanglah dengan apapun yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Berjuanglah karena mengharapkan ridho-Nya Allah Swt.
Sebab perjuangan bukan tentang siapa yang lebih dahulu ada di jalan kemuliaan ini–melainkan tentang siapa yang tetap istiqomah memperjuangkan kebenaran hingga akhir nanti.
Wallahu a’lam bish shawab.
Penulis adalah Siswi MAN 1 Kota Batam

