
J5NEWSROOM.COM, Gaza – Badan global yang memantau krisis pangan, Integrated Food Security Phase Classification (IPC) yang didukung PBB, secara resmi menyatakan bahwa Kota Gaza telah menghadapi kondisi kelaparan. Lebih dari setengah juta penduduk Gaza atau sekitar 25 persen dari total populasi kini berada dalam kondisi kelaparan. Fenomena langka ini menjadi pertama kalinya wilayah di Timur Tengah mengalami status kelaparan IPC.
IPC memperingatkan bahwa jika konflik terus berlanjut tanpa adanya gencatan senjata dan akses kemanusiaan yang terbuka, kelaparan bisa meluas ke wilayah lain seperti Deir al-Balah dan Khan Younis. Diperkirakan jumlah orang terdampak bisa meningkat dari 514 ribu menjadi 641 ribu pada akhir September.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyebut krisis ini sebagai bencana buatan manusia yang sepenuhnya dapat dihindari jika bantuan pangan diizinkan masuk secara bebas dan menyeluruh. Organisasi internasional seperti FAO, UNICEF, WFP, dan WHO bersama para pakar kemanusiaan mendesak dihentikannya blokade, dicabutnya hambatan distribusi bantuan, dan segera diterapkannya gencatan senjata agar nyawa warga Gaza dapat diselamatkan.
Namun, pemerintah Israel membantah klaim tersebut dan menyebut laporan IPC sebagai berita bohong serta tuduhan tidak berdasar. Israel menegaskan tidak memiliki kebijakan kelaparan dan menunjukkan langkah-langkah distribusi bantuan serta penurunan harga bahan pokok sebagai bukti bahwa keadaan tidak separah yang dinyatakan IPC.
Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena lebih dari 12 ribu anak dilaporkan mengalami malnutrisi akut pada Juli, jumlah yang meningkat drastis dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Untuk membalikkan krisis, gencatan senjata dan akses bantuan pangan dalam cakupan besar sangat dibutuhkan segera.
Editor: Agung

