
J5NEWSROOM.COM, Jember – Langit sore di Palembang belum benar-benar meredup ketika Dr Aqua Dwipayana menuntaskan sesi keempat dari rangkaian Sharing Komunikasi dan Motivasi di lingkungan Kodam II/Sriwijaya, Rabu (27/8/2025). Tubuhnya mungkin lelah, tapi semangatnya tidak pernah padam. Dalam hitungan jam, pakar komunikasi yang juga motivator nasional ini sudah berada di atas pesawat Lion Air JT 857 menuju Bandara Juanda, Surabaya.
Tak lama setelah mendarat, perjalanan darat ke Jember pun ditempuh. Kota Tembakau itu menjadi tujuan selanjutnya, bukan untuk sesi berbicara di hadapan publik, melainkan memenuhi undangan pribadi dari seorang sahabat—lebih tepatnya, seorang “adik” dalam makna persaudaraan yang sesungguhnya.
Hanya sekitar 17 jam waktu yang dimiliki Dr Aqua di Jember. Namun, itu cukup untuk menyimbolkan sebuah komitmen: kesetiaan terhadap nilai persahabatan dan penghormatan kepada para pejuang bangsa.
Kamis pagi (28/8/2025), Mako Brigade Infanteri 9/DY/2 Kostrad dipenuhi suasana khidmat. Di bawah komando langsung Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, Mayjen TNI Susilo, acara serah terima jabatan (sertijab) berlangsung dengan tertib dan penuh rasa hormat.
Komando berpindah dari Kolonel Inf Dr La Ode Muhammad Nurdin kepada Letkol Inf Roliyanto. Sebuah momen penting dalam perjalanan karier militer, sekaligus titik balik yang menyimpan banyak cerita.
Di antara tamu undangan, tampak sosok Dr Aqua duduk dengan tenang. Kehadirannya bukan sekadar formalitas. Ia datang sebagai bentuk penghargaan, dan lebih dari itu, sebagai bentuk cinta kepada persaudaraan.
“Mas La Ode itu ‘adik’ saya. Undangannya selalu saya prioritaskan,” ujar Dr Aqua. “Termasuk saat beliau promosi doktor di Universitas Jember pada 13 Juli 2023. Alhamdulillah, saya juga hadir waktu itu.”
Bagi Dr Aqua, sebuah undangan bukan hanya soal menghadiri acara. Ia memaknainya sebagai panggilan hati. Meninggalkan jadwal padatnya untuk hadir di Jember adalah bentuk nyata dari integritas dan nilai-nilai silaturahim yang terus dijaga.
Sebagai pakar komunikasi, ia kerap menekankan pentingnya membangun relasi yang tulus. Bukan relasi basa-basi yang hanya hidup di atas kepentingan, tapi relasi yang dibangun atas dasar kepercayaan, rasa hormat, dan ketulusan.
Kehadirannya di Jember selama 17 jam menjadi gambaran nyata dari filosofi itu. Waktu mungkin terbatas, tapi makna yang ditinggalkan begitu dalam.
Setelah acara selesai, Dr Aqua segera melanjutkan perjalanan. Waktu memang tak bisa diperlambat. Namun, langkahnya di Jember hari itu meninggalkan jejak. Jejak keteladanan dalam menjunjung tinggi silaturahim dan penghargaan terhadap mereka yang berjasa.
Di tengah dunia yang kian pragmatis, sosok seperti Dr Aqua mengingatkan kita bahwa ada nilai-nilai yang tak boleh hilang: persaudaraan, kehadiran, dan ketulusan. Bahkan jika itu hanya dalam waktu 17 jam.
Editor: Agung

