
J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Langit pagi Jakarta tampak bersahabat saat rombongan Pulang Basamo yang dipimpin oleh pakar komunikasi dan motivator nasional, Dr Aqua Dwipayana, memulai perjalanan panjang menuju ranah Minang. Puluhan peserta dengan semangat dan senyum mengawali perjalanan dari tiga titik keberangkatan: Terminal Kampung Rambutan, Pondok Pinang, dan Poris Tangerang.
Bus Al Hijrah K 7780 QC yang mereka tumpangi meluncur mulus, seolah turut mengamini doa-doa yang dipanjatkan di pagi buta. “Bismillah, semoga perjalanan ini membawa keberkahan, keselamatan, dan kebersamaan yang indah,” ucap Dr Aqua saat bus mulai beranjak dari Jakarta.
Meski usia para peserta beragam, kebersamaan di sepanjang jalan menyatukan mereka dalam semangat yang sama: rindu kampung halaman. Di antara para peserta, ada sosok istimewa yang mencuri perhatian. Zainal Usman, seorang pria sepuh berusia 93 tahun, dengan penuh semangat turut serta dalam rombongan ini. Sosoknya menjadi inspirasi hidup, bahwa cinta pada kampung halaman tak mengenal usia.
“Beliau justru paling bersemangat,” ujar salah satu panitia, tersenyum bangga. “Semangat beliau menular ke kami semua.”
Perjalanan ini bukan semata urusan berpindah tempat. Di dalam bus, perbincangan akrab antar peserta mencairkan batas usia dan latar belakang. Tawa dan kisah masa kecil mengalir, menciptakan ruang hangat penuh nostalgia.
Menjelang sore, rombongan menyeberangi Selat Sunda menggunakan Kapal Motor Penumpang Portlink III milik Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan. Dari Pelabuhan Merak di Cilegon menuju Pelabuhan Bakauheni di Lampung Selatan, mereka beristirahat sejenak sambil menikmati semilir angin laut dan panorama perairan yang menyejukkan mata.
“Pemandangannya indah sekali, ini momen langka buat kami,” ujar salah seorang peserta sambil memotret cakrawala.
Perjalanan Pulang Basamo tahun ini terasa istimewa bukan hanya karena kelancarannya, namun juga karena nilai-nilai yang menyertainya: kebersamaan, syukur, dan silaturahmi. Di tengah kehidupan perkotaan yang serba cepat dan individualistik, perjalanan semacam ini menjadi ruang kontemplasi bersama untuk kembali pada akar – pada jati diri.
Dr Aqua, yang sejak awal memotori kegiatan ini, memanjatkan doa penuh harap di tengah perjalanan. “Semoga perjalanannya lancar sampai Bungus, Padang. Seluruh rombongan sehat, semangat, dan mensyukuri kebersamaan Pulang Basamo. Aamiin ya robbal aalamiin,” ujarnya.
Sejumlah peserta menyambut doa itu dengan “Alhamdulillah” yang serempak.
Perjalanan masih berlanjut menuju Sumatera Selatan, sebelum akhirnya menembus perbukitan hijau dan lembah-lembah di Sumatera Barat. Namun semangat Pulang Basamo telah menyatu di dalam hati seluruh peserta—bahwa pulang bukan hanya perkara kembali ke kampung, tetapi juga kembali ke nilai-nilai yang membentuk siapa diri mereka hari ini.
Editor: Agung

