Reshuffle Prabowo Dinilai Sekadar Ganti Oknum, Bukan Perombakan Kabinet

Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 17 September 2025. (Foto: RMOL)

J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Pengamat politik Rocky Gerung menyebut bahwa reshuffle atau penggantian dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto yang baru-baru ini dilakukan bukanlah perubahan besar seperti yang diharapkan publik, melainkan hanya pergantian beberapa oknum menteri. Menurut Rocky, ekspektasi publik jauh lebih tinggi dari apa yang dilaksanakan.

Rocky menilai bahwa publik menuntut bukan hanya pergantian menteri, tetapi kualitas kabinet yang lebih baik. Ia mengatakan bahwa reshuffle ini seperti “mengocok kartu”—posisi pejabat yang diharapkan diganti tak berubah, dan sosok baru yang muncul pun bukan figur-figur yang dianggap publik sebagai perubahan signifikan.

Salah satu contoh yang disebut Rocky adalah pemindahan Erick Thohir dari jabatan Menteri BUMN ke posisi Menteri Pemuda dan Olahraga. Menurutnya, pergeseran jabatan seperti itu lebih dipandang sebagai alih posisi antar pejabat lama, bukan masuknya wajah baru yang diharapkan bisa membawa dinamika baru.

Rocky juga menyoroti penunjukan M. Qodari sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP). Ia menyebut bahwa posisi tersebut strategis—yang mengatur berbagai koordinasi dan jadwal kepresidenan—namun ia mempertanyakan apakah penunjukan ini akan membawa perubahan yang nyata atau justru mempertahankan struktur lama dalam sistem pemerintahan.

Kesimpulannya, meski reshuffle tetap disambut sebagai bagian dari mekanisme pemerintahan, menurut Rocky hal ini belum memenuhi panggilan publik untuk reformasi kabinet. Ia berharap ke depan ada evaluasi lebih kuat, transparansi, dan keberanian mengganti pejabat yang dianggap tidak efektif agar perubahan bukan hanya kosmetik, melainkan berdampak nyata.

Editor: Agung