Sholat di Masjid Baiturrahman, Menikmati Pantai Carocok, dan Menembus Awan di Puncak Mandeh

Para rombongan pulang basamo seusai menunaikan sholat Jumat di Masjid Baiturrahman Painan Sumatera Barat. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

J5NEWSROOM.COM, Painan – Siang itu, Jumat, 12 September 2025, langit Painan, ibu kota Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, tampak bersahabat. Awan menggantung ringan, seolah menyambut hangat kehadiran rombongan Pulang Basamo yang baru saja tiba dari perjalanan panjang. Sekitar 34,5 jam perjalanan darat dari Jakarta yang melelahkan seperti tak tampak di wajah-wajah mereka. Tak ada gurat letih, hanya raut bahagia dan rindu yang akhirnya terbayar.

Perhentian pertama mereka adalah Masjid Akbar Baiturrahman, sebuah ikon keagamaan di kota Painan. Di sinilah rombongan besar yang dipimpin oleh Dr Aqua Dwipayana menunaikan Sholat Jumat. Masjid ini bukan sekadar tempat ibadah, melainkan juga rumah spiritual yang memancarkan ketenangan. Arsitekturnya yang anggun, dengan nuansa Minang yang khas, menyambut jamaah dengan kehangatan. Suasana khidmat menyelimuti ruang utama masjid ketika lantunan khutbah bergema, mengingatkan akan hakikat pulang: bukan sekadar kembali ke kampung halaman, tapi juga kepada nilai-nilai yang memaknai hidup.

“Alhamdulillah, hari ini kami diberikan kelancaran dalam perjalanan. Bisa Sholat Jumat di masjid yang penuh sejarah ini sungguh sebuah nikmat luar biasa,” ujar Dr Aqua dengan mata berbinar.

Usai menunaikan ibadah, rombongan bergerak menuju destinasi berikutnya: Pantai Carocok. Pantai yang menghampar tenang di sisi barat Painan ini memang bukan sekadar tujuan wisata, tapi juga ruang kontemplasi. Tak banyak pengunjung hari itu, mungkin karena bukan akhir pekan. Justru karena itulah, suasana menjadi lebih syahdu. Angin laut menyapu pelan, debur ombak berbisik lembut di tepi pasir, seakan mengucap selamat datang.

Di tepi pantai, makan siang tersaji sederhana namun hangat. Beberapa anggota rombongan tampak menyempatkan berjalan-jalan kecil menyusuri bibir pantai, sementara yang lain larut dalam obrolan ringan. Beberapa anak muda bermain di dermaga, dan jauh di kejauhan, Pulau Cingkuak tampak samar, seperti lukisan alam yang tenang.

“Ini momen yang sangat berkesan. Menyantap hidangan sambil menyaksikan laut yang luas dan langit yang cerah, rasanya seperti terapi jiwa,” ungkap seorang peserta rombongan.

Perjalanan dilanjutkan menuju Puncak Mandeh, sebuah destinasi yang kini dijuluki “Raja Ampat-nya Sumatra Barat”. Perjalanan menanjak melalui jalan berliku menghadirkan sensasi tersendiri. Namun semua terbayar lunas ketika tiba di puncak.

Di hadapan mereka, terbentang gugusan pulau-pulau kecil yang membelah lautan, dikelilingi air biru kehijauan yang jernih. Panorama ini membuat siapa pun terpaku, takjub oleh keindahan ciptaan-Nya. Di sini, langit seolah begitu dekat, menyatu dengan laut dalam satu bingkai alam semesta yang agung.

Cuaca sangat bersahabat. Matahari hangat, namun tidak terik. Angin berhembus sejuk. Suasana penuh keceriaan. Beberapa peserta mengabadikan momen dengan berfoto bersama, senyum mereka merekah seperti bunga yang mekar di pagi hari.

“Masya Allah… betapa indahnya negeri ini. Tak henti kami bersyukur bisa menyaksikan langsung lukisan alam yang luar biasa ini. Semoga kita semua semakin mencintai dan menjaga anugerah yang Allah titipkan di bumi Pesisir Selatan ini,” ucap Dr Aqua dengan nada penuh syukur.

Kegiatan hari itu bukan sekadar rekreasi. Ia menjadi perjalanan batin yang mengikat kembali makna pulang, ukhuwah, dan rasa syukur. Dalam suasana kebersamaan, setiap momen menjadi kenangan yang melekat, bukan hanya di kamera, tetapi di hati.

Rombongan Pulang Basamo hari itu tidak hanya menyapa tanah kelahiran. Mereka juga menyapa langit yang menaungi dan laut yang mendekap. Dengan hati yang penuh rasa syukur dan jiwa yang kembali segar, mereka siap melanjutkan perjalanan berikutnya — pulang yang bukan sekadar ke kampung halaman, tapi juga pulang pada fitrah, pada nilai-nilai kebersamaan dan keimanan.

Editor: Agung