Ketua DPRD Kepri Iman Sutiawan Gagas Istighosah: Gema Persatuan dan Kedamaian untuk Indonesia

Istighosah dan doa bersama masyarakat Kepri yang berkumpul di Masjid Agung Sultan Raja Hamidah, Batam Center, Minggu (21/9/2025) malam, untuk kedamaian, persatuan, dan kesejahteraan bangsa. (Foto: Aldy/BATAMTODAY)

J5NEWSROOM.COM, Batam – Dari titik perbatasan negeri, doa menggema untuk Indonesia. Ribuan masyarakat Kepri berkumpul di Masjid Agung Sultan Raja Hamidah, Batam Center, Minggu (21/9/2025) malam. Jamaah hadir dalam satu tujuan, yakni memanjatkan doa demi kedamaian, persatuan, dan kesejahteraan bangsa.

Acara yang digagas Ketua DPRD Kepri, Iman Sutiawan, ini menjadi momentum spiritual yang menegaskan kebersamaan. Lebih dari 5.000 jamaah larut dalam lantunan doa, meski busana berbeda warna, namun hati mereka menyatu dalam niat yang sama. Dari Kepri, suara kebersamaan itu diharapkan menembus langit dan menyinari seluruh Nusantara.

Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara sakral ini. Ia menegaskan, kondusifitas Batam tidak terlepas dari kecerdasan, kearifan, dan kekompakan masyarakat bersama Forkopimda. “Ini menjadi energi positif untuk kemajuan Batam dan Indonesia,” ujar Amsakar Achmad.

Ketua DPRD Kepri, Iman Sutiawan, mengucapkan terima kasih kepada Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI yang hadir memimpin doa bersama. Ia menegaskan, sebagai daerah perbatasan yang strategis, Kepri bukan hanya gerbang, akan tetapi juga sebagai miniatur Indonesia dengan multikultural yang rukun.

“Keberagaman bukan pemecah, justru pemersatu. Kepri bisa jadi contoh nasional sebagai daerah dengan stabilitas sosial politik yang kuat,” kata Iman.

Iman yang juga sebagai Ketua DPD partai Gerindra ini menegaskan, persatuan adalah kekuatan besar bangsa. Dari Kepri, titik terluar negeri ini, ia bersama masyarakat Kepri serta seluruh Forkopimda siap mengumandangkan harapan untuk Indonesia yang damai.

“Kami mendapatkan dorongan dan dukungan oleh para pemuka agama, tokoh masyarakat, petuah adat, hingga acara ini terselenggara dengan baik,” ungkap Iman.

Iman menjelaskan, dinamika sosial dan politik, serta konflik kepentingan bisa saja menggoyang Bangsa, Namun, dengan kekompakan masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta seluruh forkopimda, maka persatuan sentiasa akan terjaga. Ia menyebut Provinsi Kepri bisa menjadi contoh untuk nasional, sebagai daerah yang memiliki stabilitas sosial dan politik.

“Kepri memiliki masyarakat multikultural bukan berarti gampang terjadi perpecahan, melainkan itu sebagai dasar pemersatu kami. Sudah terbukti, Kepri meraih peringkat ketiga sebagai daerah dengan indeks kerukunan terbaik,” ungkap Iman Sutiawan.

Sementara itu, Wakil Menteri Agama, KH Romo R Muhammad Syafi’i, memuji suasana kebersamaan yang terbangun di Kepri. Ia menyinggung pesan Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), bahwa di Kementerian Agama ada banyak urusan, akan tetapi justru agama yang paling sedikit disentuh.

“Saya teringat kata-kata Gusdur, di situ (Kementerian Agama) banyak urusan, tapi agama tak pernah diurus. Itu kata Gusdur,” ucap Wamenag, disambut gelak tawa para jemaah.

Dengan bahasa guyonan, Wamenag yang akrab disapa Romo ini menyebut bahwa di Kementerian Agama saat ini tidak ada persoalan. Namun hal itu berbanding lurus dengan tidak adanya terobosan yang dibuat selama ini.

“Saya diminta sama Pak Presiden untuk membantu menteri, beliau berkata banyak yang harus diselesaikan di Kementrian Agama,” ujarnya.

Ia menilai Kepri memberi contoh nyata bahwa kebersamaan bisa tumbuh dari basis agama, budaya, maupun sosial. “Semangat kebersamaan ini relevan untuk Indonesia. Kepri layak jadi teladan,” ujarnya.

Kegiatan ini dihadiri jajaran Forkopimda Kepri dan Batam, Kapolda Kepri Irjen Pol Asep, Danrem, Kabinda Kepri Bonar Panjaitan, anggota DPR RI Endipat Wijaya, anggota DPD RI Ismet Abdullah, serta kepala daerah dari kabupaten/kota di Kepri.

“Doa ini kami kirimkan untuk negeri. Semoga menjadi sinar yang menerangi Indonesia dari Kepri, dari perbatasan, untuk seluruh Nusantara,” tutup Iman Sutiawan.

Editor: Agung