Menyerap Keteladanan dari Wakasal Laksdya TNI Erwin Slamet Aldedharma

Pakar Komunikasi serta Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana salam komando dengan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Erwin Slamet Aldedharma. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Di sebuah siang yang tenang di penghujung Oktober, suasana di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, terasa lebih hangat dari biasanya. Hari itu, Senin (28/10/2025), ruang kerja Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Erwin Slamet Aldedharma menjadi tempat perjumpaan dua sahabat lama yang telah lama saling menghormati: sang perwira tinggi TNI AL dan Pakar Komunikasi serta Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana.

Pertemuan itu bukan sekadar kunjungan biasa. Lebih dari tiga jam mereka berbincang, berdiskusi, dan bertukar pandangan tentang banyak hal, mulai dari komunikasi kepemimpinan, etika silaturahim, hingga makna pengabdian di tengah perubahan zaman.

Di antara tawa ringan dan obrolan serius, terasa jelas bahwa hubungan kedua tokoh ini dibangun atas dasar keakraban dan saling menghargai. Tidak ada jarak antara seorang perwira tinggi dengan seorang akademisi. Yang tampak hanyalah dua sahabat yang saling belajar dan menguatkan.

“Terima kasih atas kunjungannya, Pak Aqua. Semoga semua yang Pak Aqua sampaikan tadi bisa selalu saya jadikan pedoman dalam bersilaturahim. Salam hormat dan salam sehat selalu,” ujar Laksdya TNI Erwin Slamet Aldedharma dengan nada tulus saat perbincangan usai.

Kalimat sederhana itu mencerminkan kerendahan hati seorang pemimpin. Dalam keseharian, Erwin dikenal sebagai sosok yang mengedepankan komunikasi hangat dan keterbukaan. Meski menjabat posisi tinggi di struktur TNI AL, ia tak segan belajar dari siapa pun, termasuk sahabatnya sendiri.

Dr Aqua Dwipayana, yang dikenal luas karena kiprahnya membangun komunikasi efektif di berbagai institusi, tampak serius menyimak setiap kalimat yang diucapkan sang perwira tinggi. “Selama kami ngobrol, saya merasakan banyak keteladanan dari Pak Erwin,” ungkap Aqua seusai pertemuan. “Beliau cerdas hati dan pikirannya.”

Keteladanan yang dimaksud Dr Aqua bukan hanya soal kepemimpinan strategis di lingkungan militer, tetapi juga soal ketulusan dalam bersikap. Laksdya Erwin dikenal dekat dengan prajurit dan stafnya. Ia menempatkan komunikasi sebagai sarana membangun kepercayaan dan kebersamaan.

Sikapnya itu bukan tanpa dasar. Laksdya Erwin adalah putra dari pasangan almarhum Subagiyo dan Mudiati. Didikan keluarga yang menanamkan nilai kejujuran, tanggung jawab, dan kerja keras menjadi fondasi moral yang kokoh dalam karier militernya. Dalam banyak kesempatan, Erwin kerap menegaskan bahwa kepemimpinan bukan sekadar memerintah, melainkan memberi teladan.

“Komunikasi yang baik itu jembatan pengabdian,” begitu salah satu ungkapan yang sering ia sampaikan kepada para perwira muda.

Pertemuan antara dua sahabat lama itu seolah mengingatkan bahwa silaturahim bukan sekadar rutinitas sosial. Di tangan mereka, silaturahim menjelma menjadi ruang refleksi dan pembelajaran.

Dr Aqua, yang selama ini dikenal aktif berkeliling ke berbagai instansi militer dan sipil untuk berbagi inspirasi, mengaku banyak belajar dari pengalaman hidup Laksdya Erwin. “Beliau bukan hanya pemimpin, tetapi juga pendengar yang baik. Setiap pandangannya selalu disertai keinginan untuk memahami dan memperbaiki,” ujarnya.

Selama hampir tiga jam, diskusi mereka mengalir tanpa terasa. Ada canda, ada tawa, ada juga keheningan penuh makna ketika keduanya membicarakan tanggung jawab moral seorang pemimpin di tengah masyarakat yang terus berubah.

Meski menjabat sebagai Wakasal, Laksdya Erwin tetap menampilkan sosok yang sederhana. Tidak berjarak dengan siapa pun yang datang kepadanya, baik bawahan maupun tamu. “Saya percaya, dengan bersilaturahim dan membuka diri, kita bisa belajar dari siapa saja,” ucapnya suatu kali.

Kesederhanaan itulah yang membuatnya dihormati, bukan karena pangkat, tetapi karena kepribadian. Nilai-nilai seperti itulah yang dirasakan Dr Aqua selama berjam-jam berada di ruang kerja sahabatnya itu nilai yang kini semakin langka di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern.

Menjelang sore, pertemuan dua sahabat itu akhirnya usai. Namun jejak percakapan mereka tak berhenti di ruang itu saja. Bagi Dr Aqua, pertemuan tersebut menjadi pengingat tentang pentingnya kejujuran, kesederhanaan, dan kepemimpinan yang berlandaskan hati.

“Alhamdulillah,” ujar Aqua menutup perbincangan, “hari ini saya mendapatkan banyak pelajaran berharga. Pak Erwin bukan hanya cerdas secara intelektual, tapi juga memiliki kecerdasan hati yang menyejukkan.”

Silaturahim yang berlangsung hampir tiga jam itu menjadi bukti bahwa dalam setiap pertemuan yang dilandasi ketulusan, selalu ada hikmah dan keteladanan. Dari seorang laksamana yang bersahaja, banyak pesan moral bisa dipetik, tentang kepemimpinan, tentang komunikasi, dan tentang kemanusiaan yang sejati.

Editor: Agung