
J5NEWSROOM.COM, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyatakan bahwa beberapa sekolah terkadang menutupi laporan kasus perundungan (bullying) untuk menjaga reputasi mereka. Sekjen FSGI, Fahriza Marta Tanjung, mengatakan bahwa motif penutupan bisa bermacam-macam, tetapi salah satu penyebabnya adalah upaya menjaga citra sekolah.
Menurut FSGI, menutup-nutupi kasus bully justru merugikan korban dan sekolah sendiri karena akar masalah tidak terungkap. Tanpa pengungkapan yang transparan, sulit bagi semua pihak untuk menyelesaikan perundungan secara menyeluruh.
FSGI menekankan perlunya keterlibatan semua pihak — guru, siswa, orang tua, dan sekolah — untuk mengatasi bullying secara kolektif. Mereka mendorong agar sekolah tidak hanya berfokus pada citra, tetapi juga membuka saluran pelaporan dan dialog bersama.
Sebagai upaya konkret, FSGI menyarankan agar sekolah membentuk satuan tugas khusus untuk pencegahan dan penanganan bullying, yang melibatkan pendidik, siswa, serta orang tua. Ini dinilai penting agar mekanisme perlindungan korban menjadi lebih responsif dan berkelanjutan.
Dengan mengakui fenomena tersebut, FSGI berharap agar kasus perundungan bisa ditangani secara serius, serta sekolah dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan suportif bagi seluruh siswa.
Editor: Agung

