Pelajaran Berharga dari Rosidin, Sopir Taksi Online Asal Bumiayu

Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

Oleh Dr Aqua Dwipayana

KAMIS pagi (20/11/2025) saya naik taksi online dari Hotel InterContinental Jakarta Pondok Indah. Pengemudinya bernama Rosidin.

Ia mengantarkan saya ke kantor Pasukan Marinir 1 di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Saya mau silaturahim ke Komandan Pasukan Marinir 1 Mayjen TNI (Mar) Ili Dasili.

Bapak satu anak yang berasal dari Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah itu logatnya khas, medok. Begitu bicara langsung bisa ditebak asal daerahnya.

Meski baru ketemu, kami langsung akrab. Selama di perjalanan, saya menyimak semua yang disampaikan Rosidin. Perjuangannya luar biasa. Pindah dari perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain. Semuanya sebagai sopir.

Tujuannya pindah-pindah kerja untuk mencari penghasilan yang lebih baik. Supaya bisa menghidupi istri dan anaknya. Mulia sekali.

Selama kami ngobrol, sekali pun Rosidin tidak pernah mengeluh. Menekuni pekerjaannya sebagai sopir dengan penuh rasa syukur dan gembira.

Di sela-sela kami ngobrol, saya beberapa kali minta maaf karena harus menghentikan pembicaraan dengan bapak satu putri itu. Saya bicara lewat telepon dengan teman-teman saya yang sebagian jenderal.

Ternyata Rosidin mendengar pembicaraan itu. Meski yang saya bicarakan dengan teman-teman tersebut hal- hal yang umum, tidak ada yang rahasia.

“Teman-teman bapak orang hebat semua. Pekerjaan bapak apa dan asalnya dari mana?” Tanya Rosidin.

Setelah saya menjelaskan aktivitas saya, ia memahami. Rosidin tahu bahwa banyak orang butuh kehadiran motivator. Mendapat motivasi untuk tetap semangat menjalani hidup dan bertanggung jawab pada profesinya.

“Ternyata tidak hanya teman-teman bapak yang hebat, tapi bapak juga sama. Hebatnya lagi, bapak rendah hati sekali. Asyik ngobrol dengan bapak,” ucap Rosidin.

Menikmati Makan 3T

Pria yang bawaannya selalu ceria itu cerita kebiasaannya selama jadi sopir. Sering makan dengan 3T. Enak sekali dan menikmatinya.

“Kebiasaan saya selalu mencari warung makan yang ramai. Biasanya makanannya enak sehingga banyak pembelinya,” ujar Rosidin.

Saat ia berkali-kali menyebut 3T itu, saya jadi penasaran kepanjangannya. Selama ini saya tahu 3T terkait dengan pulau-pulau di Indonesia. Pulau 3T maksudnya masuk dalam kategori Tertinggal, Terdepan, dan Terluar.

Setelah saya tanyakan 3T yang berkali-kali disebut ternyata kepanjangannya adalah telur, tempe, dan tahu. Saya tersenyum saat Rosidin menyebut kepanjangannya.

Harganya per porsi termasuknya nasinya antara sepuluh ribu hingga lima belas ribu rupiah. Menu favorit itu selain enak, terjangkau di kantungnya.

Sambil bercanda, saya menyarankan ke Rosidin untuk memakan menu lain supaya variatif. Tetap ada 2T. Usulan saya adalah ATT dan DTT. Itu singkatan dari ayam, tempe, dan tahu serta daging, tempe, dan tahu.

Saat turun dari mobilnya, saya menambah bayarannya dari yang tertera di aplikasinya. “Tambahannya buat beli 3T dan lainnya,” kata saya tersenyum sambil mengucapkan terima kasih atas jasanya mengantarkan saya ke tujuan.

Hari itu saya banyak belajar kepada Rosidin. Pengemudi taksi online yang mensyukuri hidup dengan menekuni profesinya untuk menafkahi keluarganya. MasyaALLAH…

Dalam suasana hujan lebat di Bogor, saya ucapkan selamat belajar kepada sesama yang selalu mensyukuri hidupnya. Salam hormat buat keluarga.

17.30 21112025

Penulis adalah Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional