
J5NEWSROOM.COM, Batam – Ustadz Muhammad Candra P. Pusponegoro Rizqi Marzaqah Al Hana kembali melakukan ruqyah di Jembatan I Barelang, Batam, Jumat (21/11/2025). Ini merupakan kegiatan kedua setelah sebelumnya digelar pada Juli 2024. Ruqyah dilakukan sebagai respons terhadap pengakuan sejumlah pasien depresi yang kerap menerima bisikan halus yang mendorong mereka untuk mendekati jembatan tersebut.
Selaku pendiri Yayasan An Nubuwwah Batam dan pengelola klinik terapi mental-spiritual Bengkel Manusia Indonesia, Ustadz Candra menangani ratusan kasus depresi setiap tahun. Sejak awal 2024, ia mencatat pola serupa pada beberapa pasien, meski sebagian belum pernah mengunjungi Jembatan I Barelang. “Seperti ada bisikan halus yang menuntun saya ke jembatan itu,” ujar Ustadz Candra menirukan pengakuan pasien.
Fenomena ini menjadi perhatian serius, terutama setelah tercatat beberapa kasus percobaan bunuh diri di jembatan tersebut. Sepanjang 2024, Ruqyah on The Street (RoS) mencatat tujuh kasus, enam di antaranya berujung fatal, satu berhasil diselamatkan. Kondisi ini menimbulkan stigma negatif terhadap Jembatan I Barelang.
Ruqyah pertama dilakukan secara pribadi pada Juli 2024, dengan menyiramkan air mineral ke seluruh jembatan sebagai ikhtiar spiritual. Menyikapi fenomena yang tidak mereda, Ustadz Candra kemudian menggelar ruqyah kedua secara lebih besar pada November 2025. Kegiatan ini melibatkan penyiraman 5.000 liter air ruqyah menggunakan truk tangki, disertai doa dan zikir sepanjang jembatan yang memiliki panjang 1.284 meter.
Ruqyah kedua juga dirangkai dengan kampanye kesehatan mental, pemasangan spanduk antibunuh diri, dan pembagian pin kepada petugas. Ustadz Candra menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi bentuk nyata kepedulian terhadap orang-orang yang berada di titik krisis.
Menurut Ustadz Candra, beberapa lokasi di dunia, seperti Golden Gate Bridge di San Francisco dan Hutan Aokigahara di Jepang, menunjukkan fenomena serupa sebagai titik rawan bunuh diri. “Jembatan I Barelang kini masuk daftar lokasi yang memerlukan penanganan lintas sektor psikologis, sosial, keamanan, dan spiritual,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah memperkuat program pencegahan bunuh diri di seluruh daerah dan menegaskan pentingnya dukungan sosial serta pembinaan agama bagi masyarakat yang rentan.
Editor: Agung

