
J5NEWSROOM.COM, Menjelang perayaan pergantian tahun, sekitar 457 ribu warga di sejumlah wilayah Sumatera masih tinggal di tempat pengungsian. Mereka kehilangan rumah dan sebagian fasilitas dasar akibat bencana alam yang melanda beberapa waktu terakhir, sehingga belum bisa kembali ke hunian masing-masing.
Kepala satuan tugas penanganan bencana menjelaskan bahwa banyak pengungsi masih bergantung pada bantuan makanan, air bersih, selimut, dan fasilitas sanitasi di posko-posko pengungsian. Kondisi ini menunjukkan bahwa proses pemulihan di daerah terdampak belum sepenuhnya berjalan sesuai harapan, terutama di sektor perumahan dan infrastruktur.
Di beberapa titik pengungsian, anak-anak dan lansia menjadi kelompok yang paling rentan. Mereka membutuhkan perhatian khusus karena tinggal di lokasi yang kurang layak untuk jangka panjang. Relawan dan petugas kesehatan terus memantau kondisi mereka untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan tambahan.
Pemerintah daerah bersama instansi pusat terus berupaya mempercepat penanganan pengungsi melalui pembangunan hunian sementara dan penyediaan kebutuhan dasar lainnya. Namun, tantangan seperti keterbatasan akses jalan serta cuaca yang tidak menentu memperlambat proses pemulihan.
Masyarakat yang masih mengungsi menyampaikan harapan agar hunian baru dan layanan dasar dapat segera terpenuhi. Banyak dari mereka ingin kembali menata kehidupan normal, termasuk melanjutkan pendidikan anak-anak serta aktivitas ekonomi yang sempat terhenti akibat bencana.
Sejumlah relawan dan tokoh masyarakat juga menyerukan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak, termasuk organisasi kemanusiaan dan sektor swasta, untuk membantu meringankan beban para pengungsi. Kolaborasi ini dianggap penting karena penanganan pascabencana memerlukan upaya bersama.
Keberadaan puluhan ribu pengungsi menjelang tahun baru menjadi pengingat bahwa proses pemulihan pascabencana masih jauh dari selesai. Pemerintah dan masyarakat diharapkan terus bekerja sama agar kebutuhan dasar dan kondisi layak huni bagi para korban dapat segera terpenuhi sebelum aktivitas normal kembali berjalan.
Editor: Agung

