J5NEWSROOM.COM, Yogyakarta – Selain persaudaraan yang sangat guyub, ciri yang menonjol dari para jamaah Gerakan Umroh The Power of Silaturahim (POS) I-IV adalah semangat ta’awun alias gotong-royong, bahu-membahu untuk turut memberi kontribusi.
Itu pula yang terjadi di acara Open House Silaturahim Idul Fitri 1444 H di kediaman Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana dan keluarga di Yogyakarta. Hal tersebut diceritakan kembali oleh Ketua Rombongan Jamaah Umroh POS I-IV Nurcholis MA Basyari.
Dr Aqua selama ini dikenal sebagai sosok yang sangat mengutamakan silaturahim. Penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim ini juga perintis dan penyandang dana utama program Umroh Gratis The Power of Silaturahim (POS) yang kini sudah memasuki gelombang IV.
Beberapa waktu lalu, pria santun dan rendah hati tersebut menggelar kegiatan Open House Silaturahim bagi para jamaah Gerakan Umroh The Power of Silaturahim (POS) I, II, III, dan IV di kediaman pribadinya di Yogyakarta. Banyak tamu yang hadir dan semuanya antusias sekali.
Sehari-hari Dr Aqua tidak tinggal di kediamannya di Yogyakarta. Ia beserta istri Retno Setiasih menetap di Kota Bogor bersama putri dan putranya, Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana.
Rumah di Yogyakarta tersebut justru lebih sering digunakan sebagai sarana “menjamu” dan dijadikan tempat menginap sahabat dan handai taulan bahkan mereka yang baru kenal Dr Aqua sekeluarga saat berkunjung ke Yogyakarta. Dr Aqua secara khusus menyediakan mobil, sopir, dan asisten rumah tangga untuk memfasilitasi kunjungan sahabatnya selama di Yogyakarta.
Kali ini, Dr Aqua yang masih dalam suasana mudik dan merayakan Lebaran di kampung halaman istrinya di Kota Salatiga, Jawa Tengah, menjadikan rumahnnya di Yogyakarta tersebut sebagai lokasi Open House bagi para jamaah Gerakan Umroh POS yang sudah mencapai gelombang ke-4 dan insya Allah akan terus berlanjut.
Menurut Nurcholis yang juga seorang wartawan senior produktif tersebut, seolah ingin “nimbrung” berbagi kebaikan yang dilakukan tuan rumah sekeluarga, para jamaah juga membawa oleh-oleh untuk dinikmati dan pelengkap buah tangan yang telah dipersiapkan Aqua dan keluarga. Ada yang membawa 11 kg dodol khas Betawi Depok, kue lapis Surabaya, kacang asin Jepara, bakpia, camilan, jeruk, dan sajadah travelling.
Dua jamaah asal Makassar, Sulawesi Selatan, yakni M Evendi dan istrinya Prapti mengirimkan paket khusus aneka tas khas Papua yang dikemas dalam satu dus besar. Pasangan suami-istri yang sangat kompak dan getol menjalin silaturahim itu semula sudah masuk daftar jamaah yang menghadiri acara Open House di Yogyakarta itu.
Pasangan asal Glonggong, Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah, yang telah menetap di Makassar sekira 20 tahun itu batal hadir di saat-saat terakhir. Vendi yang anggota Skadron Udara 5 Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar itu sejatinya sudah mengantongi izin cuti dari komandannya.
Namun, musibah tergelincirnya pesawat Boeing 737-200 TNI AU di runway Bandara Mozes Kilangin Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (17/4/2023) malam mengubah rencana cuti mereka. Vendi dan seluruh anggota Skadron 5 yang telah mengantongi cuti Lebaran spontan membatalkan cuti mereka sebagai bentuk solidaritas menyikapi musibah itu.
Menjebol Kendala Ruang dan Waktu
Terkait dengan kegiatan Open House tersebut Nurcholis menceritakan kembali kegiatan yang menarik banyak atensi tersebut. Menurut istilah Nurcholis yang juga seorang wartawan senior produktif itu, kekuatan silaturahim terbukti menjebol kendala ruang dan waktu. Sebanyak 46 orang dari 12 kota di empat provinsi bersilaturahim di Yogyakarta menembus kemacetan dan padatnya agenda Idul Fitri 1444 H.
“Mereka ialah anggota keluarga besar Jamaah Umroh POS yang sebagian mengajak serta kedua orangtua, istri, suami, dan anak-anak. Ada yang naik mobil pribadi, biro travel, dan kereta api. Ada pula yang naik sepeda motor menempuh jarak lebih dari 200 kilometer (km) dari Batealit, Jepara, via Semarang, Jawa Tengah, menuju kompleks perumahan Sawit Sari, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta, yang menjadi lokasi acara,” ungkap Nurcholis yang juga salah seorang pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat ini.
Ia mencontohkan seorang Yuli Purwanto yang berangkat naik mobil pribadi bersama istri dan dua putri mereka dari Purworejo, Jawa Tengah. Normalnya, waktu tempuh ke Yogyakarta sekira dua jam. Namun, kemacetan dalam suasana Idulfitri membuat Yuli baru sampai lokasi acara setelah sekira empat jam menempuh perjalanan berjibaku menembus kemacetan.
Nurcholis sendiri berangkat dari Depok naik mobil pribadi bersama istri tercintanya Yayah Nuriyah dan anak sulung mereka Nur Muhammad “Dhoni” Romdhoni, Senin (24/4/2023) pagi. Si bungsu Mikyal Rahmadani Assalavi batal ikut lantaran harus menyelesaikan banyak tugas sekolahnya di MAN 13 Jakarta Selatan, salah satu madrasah aliyah favorit di Ibu Kota.
“Meski sama-sama Depok, kami menempuh perjalanan paling lama di antara jamaah lain yang hadir di acara Silaturahim Idul Fitri pada 25 April 2023 itu. Kami harus menempuh perjalanan hingga 17 jam, melintasi jalan alternatif sejauh hampir 700 km untuk sampai di kediaman Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana yang menjadi tempat acara tersebut,” ucap Nurcholis.
Dirinya memang bertolak dari Depok Jawa Barat. Tempat yang dituju juga Depok, tapi di Sleman, Yogyakarta. Perjalanan dari rumah sangat lancar hingga ia dan keluarganya keluar gerbang tol Adiwerna untuk istirahat menikmati sate Tegal yang sangat terkenal lezatnya, sekaligus mampir bersilaturahim ke orangtua dan saudara di Pangkah, Slawi.
Pangkah dikenal dengan pabrik gula yang dibangun penjajah Belanda. Adapun Slawi terkenal dengan aneka merek teh wangi, termasuk yang memelopori minuman teh kemasan.
Usai sholat dzuhur, mereka melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta. Di etape inilah perjuangan menuju Kota Gudeg itu mulai terasa. mereka tidak dapat melalui jalan tol karena pemberlakuan aturan satu arah menuju Jakarta. “Peta digital Mas Google mengarahkan kami menyusuri jalur pantai utara (pantura) Tegal-Pemalang-Pekalongan-Batang, lalu belok kanan menempuh jalur tengah melintasi pegunungan, perkebunan, persawahan Batang, Pekalongan, Kendal, Temanggung, Magelang hingga Yogyakarta,” kata Nurcholis memaparkan.
Sebaliknya, kata bapak empat anak ini, perjuangan rombongan Surabaya menembus kemacetan mereka rasakan saat kembali ke Ibu Kota Jawa Timur itu usai acara. Menyetir mobil Panther berpenumpang Cak Fu dan istrinya, Diyah, Suharsih, dan Sukma, meninggalkan rumah Dr Aqua sekira pukul 14.00 WIB. Mereka baru keluar tol Surabaya pukul 00.48 WIB. Artinya, waktu tempuh mencapai lebih dari 10 jam, dua kali lipat dari waktu normal.
Inisiasi Dr Aqua
Umroh POS itu lahir atas inisiasi Dr Aqua yang mendedikasikan hasil penjualan bukunya berjudul “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” untuk membiayai gerakan sosial itu. Buku tersebut telah sembilan kali naik cetak, sebanyak 170 ribu eksemplar.
Sumber dana juga berasal dari hasil penjualan dua buku terbaru Trilogi The Power of Silaturahim yang berjudul “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” dan “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama”. Selain itu dari honor Dr Aqua sebagai pembicara di berbagai forum Sharing Komunikasi dan Motivasi.
Dalam perkembangannya, banyak teman dekat Dr Aqua yang kemudian terketuk menjadi donatur tetap, terutama sejak POS II. Mereka antara lain Dirut PT Duta Anggada Realty yang juga pemilik Hotel Mercure Jakarta Cikini dan Hotel Ibis Styles Jakarta Simatupang Ventje Suardana, pengusaha sukses perhotelan dan pusat perbelanjaan di Yogyakarta Soekeno, mantan Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto, Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia Muhammad Edhie Purnawan, dan Direktur Teknologi Informasi, Konsumer, dan Jaringan Bank Jateng Wiweko “Dodit” Probojakti.
Silaturahim Idul Fitri 1444 H bermula dari rencana jamaah POS III Surabaya mengadakan titian muhibah silaturahim ke Dr Aqua dan keluarga yang biasa berlebaran di rumah Yogyakarta dan Salatiga, Jawa Tengah. Inisiatornya ialah sesepuh jamaah POS III Surabaya-Sidoarjo Fuad Ariyanto alias Cak Fu dan “emak-emak” jamaah asal Kota Pahlawan itu, yakni Ita Lizamia, Annisah Fuad Aryanto, Diyah Kusumawati serta Yarno, anggota kehormatan POS III Surabaya. Belakangan, Sri Suharsih ikut bergabung.
Nurcholis kemudian menyampaikan inisiatif tersebut kepada Dr Aqua. Gayung pun bersambut. Mantan wartawan di banyak media nasional itu langsung merespons positif. Termasuk ketika dirinya menyarankan agar sekalian saja diadakan semacam “open house” dengan mengundang jamaah lain POS I-IV yang berminat gabung.
“Silakan Mas Nurcholis. Itu malah lebih bagus. Kami sekeluarga insya Allah siap menerima kedatangan silaturahim para jamaah POS I, II, III, dan IV. Kita tetapkan saja harinya Selasa, 25 April 2023 pukul 09.30 sampai dzuhur lanjut makan siang,” kata Dr Aqua antusias.
Ajang Reuni yang sangat Cair
Pada hari H, berdatanganlah 46 anggota keluarga besar jamaah POS I-IV dari Malang, Surabaya, Sleman, Bantul, Yogyakarta, Magelang, Purworejo, Salatiga, Jepara, Cilacap, Depok, dan Bogor. Yang tidak hadir turut memberikan dukungan dan semangat via grup WhatsApp (WA). Ada juga yang secara khusus menyampaikan melalui sambungan telepon, seperti Ventje Suardana dan Soekeno.
Para jamaah yang datang sesungguhnya juga punya agenda Lebaran bersama keluarga besar, tetangga, teman masa sekolah, dan jejaring lainnya. Namun, mereka berusaha keras menyisihkan waktu untuk menghadiri agenda silaturahim Idulfitri jamaah POS I-IV.
“Ada rasa ketagihan bersilaturahim sesama jamaah sebagaimana mereka lakukan tahun-tahun sebelumnya. Ada pula rasa rindu antarsesama jamaah untuk bernostalgia mengenang saat-saat kebersamaan dalam persaudaraan erat ketika menjalani rangkaian ibadah umroh di Masjidil Haram Mekah Al Mukarromah dan Masjid Nabawi di Madinah Al Munawwaroh,” ucap Nurcholis.
Acara silaturahim di Condong Catur, Sleman, itu tak ubahnya sebagai ajang reuni dan kangen-kangenan sesama jamaah POS I-IV. Suasananya sangat cair, diselingi humor yang kerap mengalir dari tuan rumah, disambung para tetamu.
Sajian aneka camilan Lebaran yang melimpah ruah dari tuan rumah menambah gayeng para jamaah. Pun demikian hidangan makan siang berupa ketupat dan nasi, dengan aneka lauk dan sayur yang sangat banyak.
Saat pamit pulang, para jamaah menenteng goody bag yang penuh berisi aneka buah tangan dari tuan rumah dan sesama jamaah. Ada pula aksi “salam tempel” tuan rumah.
Para tetamu tampak bungah, tuan rumah pun terlihat sumringah. Yang datang makin senang, yang didatangi tidak kalah girang. Semua merasakan esensi berkah bersilaturahim, yakni saling berbagi kebahagiaan dan menguatkan.
Editor: Saibansah