Problem Multidimensi, Jadikan Islam Sebagai Solusi

Pengasuh Kajian Mutiara Ummat Batam, L. Nur Salamah, S.Pd. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

Oleh L. Nur Salamah, S.Pd.

ALHAMDULILLAH, akhirnya ada diantara para pemangku kebijakan menyadari bahwa, Batam saat ini sedang tidak baik-baik saja. Predikat ‘Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur’ yang menjadi dambaan kita semua, masih sangat jauh api dari panggang.

Deretan masalah serius kini terus menghampiri. Mulai dari gangguan suplai air, aliran kecil hingga mati total. Sehingga, sebagian masyarakat harus menggunakan air kubangan bekas bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di samping masalah air, pemadaman listrik juga kerap terjadi, bahkan akhir-akhir ini hampir setiap hari wilayah Rusunawa Fanindo mati lampu. Bukan hanya ukuran menit, namun pemadaman terjadi lebih dari dua jam. Sudahlah cuaca panas di Batam cukup ekstrem, ditambah lagi mati lampu, jelas ini membuat aktivitas warga terganggu, apalagi yang punya anak kecil dan bayi.

Tidak berhenti sampai di situ, kemiskinan juga menjadi masalah serius di Batam. Menurut BPS terbaru, angka kemiskinan Batam mencapai 82.590 penduduk. Peningkatan ini disinyalir sejak tahun 2020, akibat diberlakukannya kebijakan yang tidak pro rakyat, sehingga tidak sedikit yang kehilangan pekerjaan.

Belum lagi L 6 3 T yang sudah mulai menyasar pelajar berseragam merah putih. Menurut keterangan Dinas Pendidikan Kota Batam, komunitas L 6 3 T di Batam sudah mencapai tiga ribuan orang. Astaghfirullahaladzim. Benar-benar mengerikan. Kalau sudah seperti ini, semacam pertanda menghalalkan azab Allah Tuhan semesta alam.

Kesempitan Hidup karena Jauh dari Syariat

Berbagai kesempitan hidup yang terjadi, khususnya di Batam, diakui atau tidak, sebab umat semakin jauh dari Islam bahkan melupakan jati dirinya sebagai muslim yang berkedudukan Mulia.

Kalau sudah demikian, mau tidak mau, saat ini dibutuhkan sebuah sistem sempurna, yang bersumber dari Yang Maha Menciptakan dan Maha Mengatur yaitu Islam. Karena hakikatnya kita hidup ini sebagai hamba yang lemah dan terbatas. Dengan segala keterbatasan itu jelas kita tidak mampu membuat sebuah aturan.

Apabila dipaksakan untuk membuat aturan, maka bisa dipastikan akan menimbulkan berbagai kerusakan. Karena aturan yang dibuat sarat akan kepentingan dan hawa nafsu belaka. Sebagaimana diingatkan oleh Allah dalam Al-Qur’an surah Taha ayat 124 yang artinya, “Barang siapa berpaling dari peringatanku, maka baginya kehidupan yang sempit. Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.

Islam, Aturan Kehidupan yang Paripurna

Rasulullah SAW, diutus ke dunia ini untuk membawa Islam sebagai ideologi, yaitu akidah yang memancarkan aturan. Mulai dari hal terkecil sampai yang terbesar. Mulai dari urusan masuk kamar mandi sampai urusan berpolitik dan bernegara diatur dalam Islam.

Jadi, jangan dikira bahwa Islam itu diturunkan hanya sebagai ibadah ritual semata. Namun lebih dari itu. Islam memiliki aturan dalam seluruh aspek kehidupan. Mulai dari masalah ekonomi, masalah kehidupan rumah tangga, masalah pergaulan, masalah hukum dan pemerintahan, Islam punya aturannya.

Sayangnya, karena mengadopsi paham sekuler yaitu sebuah paradigma yang memisahkan antara agama dari kehidupan, akibatnya tatanan kehidupan jauh sari agama bahkan agama dicampakkan dari berkehidupan. Akibatnya,  berbagai kerusakan, Kezaliman dan kesewenangan menghantui, lagi-lagi masyarakat menjadi tumbal keserakahan penguasa.

Kapitalisme, yaitu sebuah paham yang menjadikan materi adalah tolok ukur kesuksesan dan kebahagiaan. Akibatnya, tidak sedikit manusia menghalalkan segala cara demi mendapatkan materi sebanyak-banyaknya. Bahkan tidak peduli lagi halal atau haram, yang penting kepentingan akan syahwat dunianya terpenuhi.

Padahal, kurang bukti apa. Berapa banyak orang kaya raya, pejabat, para artis, secara materi duniawi mereka kuasai. Tapi, berapa banyak mereka yang mati dalam keadaan terhina dan tidak sedikit mereka merasa tertekan dan bunuh diri.

Oleh karena itu, jika kita mendambakan kehidupan yang damai dan penuh kesejahteraan, tidak lain adalah dengan cara berjuang menyadarkan umat bahwa hanya Islam lah satu-satunya sistem tunggal yang akan mampu menyelesaikan berbagai problematika kehidupan termasuk masalah yang terjadi di Batam.

Allahua’lam bisshowwab.*

Penulis adalah Pengasuh Kajian Mutiara Ummat Batam