Puisi Puisi Muhammad Tajuddin

Muhammad Tajuddin

PROSESI CINTA

bersama kesunyian telah kusujudkan waktu
pada gelombang suara adindaku
sepanjang kabel telepon

di situ jam dinding membeku
meninggalkan tiktak tiktok yang melelahkan
kata-kata berlepasan di ruang kesunyian

menjelma cuaca. bulan menyisih melewati tikungan
menirukan tahajud pepohonan yang berangkat hijau
dari menara hatiku masih terdengar tadarusan anak-anakku

: tadarus menjelang kelahiran
aku tenggelam dalam do’a-do’a pilihan
–meremukkan tembok-tembok kecemasan
do’aku yang mawar memadat meledakkan “selamat lebaran”

TRAGEDI CINTA

bahkan telah kutafsirkan ribuan hektar sawah
tapi tak juga seluas cinta kita
telah kuterjemahkan laut segala laut

hanya tak sedalam rindu kita
telah kualir alirkan sungai dalam puisi
namun tak sedahsyat kasmaran ini

telah kutaklukkan hujan menjadi surat undangan
dalam warna violet dan kukirimkan dengan huruf-huruf
yang menggigil kepadamu

ini samudra sepi-sunyi
ini bahtera di mana kan menepi ?
ini rindu meminta berapa ribu nyeri ?
kunyalakan lilin dalam luka !

DO’A CINTA

semoga tikungan tak menelikung. anggur tak anggur
sungai tak sangsai. laut tak laut
jika tuhan dalam pelaminan

jika kucampakkan di atas ranjang
semoga tak hanya semoga
shalatku masih saja sangat sederhana

: cinta yang berembun baru sampai alif ba ta
: cinta yang anggur masih rakaat pertama
aku masih!
amin