Puisi Muhammad Tajuddin

Muhammad Tajuddin

Aku Masih

shalatku bom
meluncur ke alif
syahadatku kimia
berpetualang melompati bunga-bunga
do’aku nuklir
mendaki-daki tulang waktu
zikirku rudal
jumpalitan di baitul makmur
perjalananku hakikat
langkahi lapisan-lapisan atmosfir
pengalamanku makrifat
tembusi ozon dan hutan
i’tikafku laut
mengeram di karang-karang
aku mengaji darah
berazan roh

aku Adam, di mana roh Adamku?
aku Ibrahim, tapi mengapa kapak mati?
aku Musa, di teluk manakah tongkat dipasakkan?
aku Isa penata roh kuburan tua
aku Nuh, tapi di manakah perahuku mesti berlabuh?
aku Daud, menyanyi melengking lengking
aku Sulaiman, berdialog dengan sejuta burung
: rindu elang rindu ababil
aku Muhammad pembantai matahari dan penakluk bulan

di padang-padang salju
aku aktor tak terduga
dan Alloh penonton tak terhingga

diam-diam kuberangkatkan kerangkan badan yang gemetar
menuju mustawa merangkul arsy

dan celurit dan rencong dan badik
terbaring di darahku yang gelisah

tiba-tiba dari multazam
kulihat Adawiyah menangisi jilbab
Ghazali menyalakan misykat
Gibran mencari Selma
dan Majnun mengecup jubah Laila

aku naik bersama arwah sunan-sunan

O, Alloh !
ajari aku jadi khalifah
ajari merindu dan bercinta
ajari melafazkan huruf-huruf perang
ajari bertatanegara dan bermuka-muka
ajari membaca bahasa musim

O, Alloh !
aku masih

gang sakinah, sore 15102022