KEMUNCULAN Anees Salim sebagai bintang di cakrawala sastra India telah memberikan warna tersendiri. Ini cukup melegakan, mengingat sangat jarang penulis fiksi berbahasa Inggris di India, terutama dengan nama Muslim.
Sebagai seorang novelis dengan buku-bukunya yang terkenal seperti Vanity Bagh, The Blind Lady’s Descendants dan the Small Town, Salim telah menceritakan kisah-kisah tentang kota-kota kecil, mohalla, dan tokoh-tokoh tak dikenal yang sebagian besar beragama Islam dan diabaikan.
Shujaat Ali Quadri, Ketua Organisasi Mahasiswa Muslim dan Tokoh Masyarakat di India berpendapat bahwa dengam selera humor yang tak ada bandingannya dan refleksi masam pada kelemahan manusia, karya-karya salim adalah sesuatu yang sui generis.
“Dalam sepuluh tahun karirnya dengan tujuh bukunya yang meledak, Salim telah menjadi bagian tak terpisahkan dari fiksi Inggris di India,” kata Shujaat, dalam opininya yang dimuat di situs dailygoodmorningkashmir atau GMK, pekan lalu.
Salim berhasil menyabet penghargaan paling bergengsi seperti Sahitya Akademi pada 2018, juga mendapatkan penghargaan The Hindu Literary Prize, Crossword Book Award, dan Bangalore Atta Galatta Literature Book Festival’s Best Fiction.
Kecintaan pria kelahiran Varkala tahun 1970 ini terhadap buku, diwarisi dari ayahnya yang juga penggemar literasi. Ayahnya dulu bekerja di Asia Barat, membuka mata Salim pada kehidupan yang lebih luas lagi.
“Ayah saya ingin menjadi penulis, meskipun dia tidak pernah mengatakannya. Dia adalah pembaca setia fiksi sastra dan kami memiliki perpustakaan besar di rumah, dan itulah cara saya mengembangkan kecintaan yang mendalam untuk membaca,” kata Salim.
Sayangnya, perpustakaan di rumahnya tidak memiliki ruang untuk fiksi populer.
1