Kyai muda itu juga menyampaikan berbagai perkembangan kegiatan Al Amien, mulai dari bisnis air mineral kemasan ‘Bariklana’, layanan haji dan umroh hingga perkembangan perguruan tinggi yang segera akann naik tingkat menjadi Universitas Al Amien.
“Saya juga ingin menyampaikan progres pembangunan Rumah Sakit Al Amien saat ini baru dua puluh persen, ini adalah amanah dari pamanda Kyai Idris Jauhari yang akan kita realisasikan,” tambah Kyai Ahmad Fauzi Tidjani.
Kemudian, memenuhi permintaan para alumni Al Amien di seluruh Indonesia yang tergabung dalam IKBAL (Ikatan Alumni Al Amien), saat ini kita sudah membangun wisma. Lantai dua bangunan wisma ini masih dalam proses pembangunan.
Terlepas dari itu semua, sebagai kyai muda yang mewarisi ilmu dan tariqot Tijaniah dari ayahandanya, Kyai Ahmad Fauzi Tidjani juga ‘mengijazahkan’ sholawat fatih. “Tidak sah menjadi alumni Al Amien kalau tidak hafal sholawat fatih, maka pada hari ini saya ijazahkan untuk semua yang hadir hari ini.”
Langit Madura mulai menyengat. Tenda melengkung yang dipasang untuk bernaung ribuan alumni itu serasa tidak cukup menahan terik matahari menjelang siang itu. “Sengaja kita tidak pasang kipas angin, marilah kita nikmati kehangatan ‘bumi Jauhari’ ini, yang dulu bertahun-tahun kita nikmati bersama.”
Tak lupa, kyai muda yang menyambut langsung Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Al Amien itu, mengingatkan para alumni agar jangan lupa berziarah ke makam para kyai. Juga mengunjungi guru-guru yang telah mendidik kita semua. Lalu, terus mendoakan mereka semua.
“Jangan lupa terus mendoakan pondok kita tercinta ini, Al Amien. Karena doa dan kehadiran antum semua adalah amunisi dan senjata pamungkas bagi kami agar terus ikhlas dan ikhlas dalam mendidik para santri,” paparnya di ujung tausiahnya.
Usai acara yang digelar di lapangan pondok, para alumni berkumpul dengan teman-teman satu angkatan masing-masing. Mereka sudah memiliki agenda dan tempat sendiri-sendiri. Di sanalah, mereka melepas rindu dan saling bertukar kabar.
Kami, Youneral telah kehilangan 11 orang teman-teman kami yang telah menghadap ilahi. Kini tersisa 98 orang lagi, yang sebagian dari mereka telah menjadi kakek. Meski telah berstatus kakek, saat berkumpul kembali dalam reuni, rasanya kami semua masih seperti santri. Buktinya, Youneral masih turun dalam turnamen futsal antar angkatan. Hasilnya? Kami kalah!
Bukan kemenangan yang kami incar, tapi kebahagiaan bersua kembali dengan saudara-saudara kami dari berbagai daerah. Setidaknya, inilah excuse kami sehingga saat meninggalkan lapangan futsal pun masih bisa tertawa lepas. Itulah indahnya reuni akbar kami.*
Editor: Saibansah
2