Ritus Batu-Batu
Kota yang hilang jangan dicari
sebab manusia adalah sekeping sketsa
kini kehilangan warna
Jalan adalah kata-kata mati
aku menempa kekebalan ruang
Lonceng terus bernyanyi melemparkan batu-batu
Zaman batu berbatu-batu
Aku membeli matahari dengan darah waktu
dan kapalku semakin karam di langit
Jika merontokkan zikir angin
Jika menelan kebebasan laut
Plato mengalir dalam mimpi
dan obor menjilat pasar yang gelisah
Dalam rongga kepura-puraan
masih mengalun suluk peperangan
Perjalanan adalah huruf-hutuf yang digerakkan
Kalau napas kerontang
Kalau matahari tak mati-mati
jasad laut terasa makin asin
dan nira pada mayang siwalan
betapa manis
Aku kini mengerti bahwa rahasia kehidupan
muncrat dari himpitan batu-batu
bahkan aku dilahirkan pada zaman batu
diazani batu-batu mengeja batu-batu
zaman batu berbatu-batu
Kalau sampai lagu
Kalau sampai napas
Batu-batu ada dalam darah
Batu-batu berkubang memasuki mimpi
Dengan batu-batu
kumulai hidup abadi
Berkafan matahari
Berjalan bersama kematian laut
ruhku membawa zaman batu
Aku mendengar kemanusiaan dinyanyikan
sudah berbatu-batu
majalengka, 29122022
Sajak Batu
Aku berdiri di tepian jalan raya
menghikmati batu-batu melagukan diam
mendadak suara batin tenggelam
di keteduhan asmaul husna
batu-batu itu diam
dalam diamnya kudengar gemuruh
diam adalah waktu yang tak pernah mati
batu-batu bercerita tanpa kata-kata
tiba-tiba aku mengerti meski dalam rasa
batu-batu juga bersujud seperti kita
do’anya : diam
karena diam merangkum beribu kebijakan
majalengka, 27122022