J5NEWSROOM.COM, Paris – Sebuah laporan dari badan audit Prancis menunjukkan bahwa negara itu telah menghabiskan puluhan triliun rupiah untuk menampung pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari invasi Rusia sejak Februari tahun lalu.
Auditor negara, Cour des Comptes, dalam laporan yang dirilis pada Selasa (28/2/2023) mengatakan, Prancis telah menampung hingga 115 ribu pengungsi terdampak perang dan menghabiskan lebih dari 630 juta euro atau setara dengan Rp 10,2 triliun sepanjang 2022.
“Biaya untuk program mencapai 634 juta euro. Sebagian besar dihabiskan untuk perumahan 250 juta euro atau setara dengan Rp 4 triliun, sebagian untuk bantuan tunai 220 juta euro atau Rp 3,5 triliun,” jelas laporan audit Cour des Comptes seperti dimuat Al-Arabiya.
Cour des Comptes menjelaskan pengungsi Ukraina di Prancis memperoleh layanan pengungsi istimewa dibawah skema “perlindungan sementara” yang belum pernah ada sebelumnya.
“Skema tersebut memungkinkan mereka mengakses hak-hak yang ditolak oleh pencari suaka lainnya, termasuk kemampuan untuk bekerja, layanan kesehatan, sekolah untuk anak-anak, dan akomodasi darurat,” paparnya.
Terlebih, menurut audit tersebut, biaya perhari yang diberikan Prancis kepada pengungsi Ukraina dua kali lebih besar dibandingkan pengungsi biasa dari negara lain.
“Misalnya, biaya rumah tangga untuk orang Ukraina sekitar 38 euro/Rp 605 ribu setiap hari per orang, dibandingkan dengan kurang dari 18 euro/Rp 291 ribu di fasilitas suaka yang sudah ada sebelumnya,” isi Cour des Comptes.
Lebih jauh, laporan audit mengungkap Paris menghabiskan hampir 800 ribu euro per bulan atau Rp 12,9 miliar untuk mendukung 900 rumah tangga yang mengajukan diri sebagai pengungsi.
Meski begitu, kantor audit tidak dapat menjamin bahwa pembayaran program pengungsi Prancis akan terus berlanjut di masa depan.
Sumber: RMOL
Editor: Saibansah