J5NEWSROOM.COM, Bandung – Candi Jiwa di Batujaya Kabupaten Karawang berpotensi untuk menjadi destinasi wisata unggulan yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Barat.
Bahkan, Candi Jiwa masih tercatat sebagai salah satu bangunan candi tertua di Indonesia. Usianya jauh lebih tua dibanding candi-candi besar lainnya di Pulau Jawa seperti Prambanan dan Borobudur.
“Apabila dikaji, Candi Jiwa sudah ada pada abad ke-5 Masehi dan menjadi candi tertua di Indonesia. Tentunya ini jadi sebuah aset yang berharga bagi Jawa Barat,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Benny Bachtiar, dalam keterangannya, Minggu (12/3/2023).
Disparbud Jabar pun siap mengembangkan potensi wisata Candi Jiwa dengan berbagai keunggulan yang ada. Kadisparbud berharap, dengan pemanfaatan Candi Jiwa sebagai destinasi wisata akan memberi dampak positif untuk masyarakat maupun daya tarik lainnya yang ada di Kabupaten Karawang.
“Kita sudah berdiskusi terkait konsep pembangunan Candi Jiwa. Ini dalam konteks kolaborasi antara pemerintah pusat melalui Kementerian Kebudayaan yang diwakili oleh balai, juga Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Karawang,” ucap Benny, dikutip Kantor Berita RMOLJabar.
“Dengan terbangunnya konsep candi di sini semoga akan memberikan manfaat bagi wisata lainnya seperti Rengasdengklok, Pulau Putri, Pantai Pakis, dan lain-lain. Bahkan juga ada kebermanfaatan bagi masyarakat terutama UMKM,” imbuhnya.
Rencananya, lanjut dia, akan ada penambahan sejumlah fasilitas untuk menjadi daya tarik baru. Diharapkan pengerjaan sudah bisa dilakukan pada 2024 mendatang.
“Konsep yang nantinya dibangun bisa menjadi daya tarik sendiri, apalagi kami merencanakan pembangunan destinasi wisata malam dengan permainan lampu dan sebagainya,” paparnya.
“Tahun ini kami melakukan kajian lebih dulu secara komprehensif. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Kemendikbudristek RI maupun dengan Kabupaten Karawang. Kami ingin kolaborasi ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di Kabupaten Karawang, khususnya di Kecamatan Batujaya,” pungkasnya.
Editor: Saibansah