Tekan Pemimpin Asia Ikut Kutuk Rusia, Petinggi Eropa Ramai-ramai ke Singapura

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell. (Foto: Net)

J5NEWSROOM.COM, Singapura – Sejumlah delegasi terkemuka Eropa akan ikut menghadiri forum keamanan Asia, Shangri-La Dialogue ke-20, yang akan digelar di Singapura Jumat (2/6/2023) waktu setempat.

Politico melaporkan pada Kamis (1/6/2023), mereka yang akan hadir termasuk Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, juga Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace juga diperkirakan akan hadir secara langsung, seperti halnya Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren, dan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson.

Sementara Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Sebastien Lecornu gagal berangkat setelah membatalkan kepergiannya di menit-menit terakhir.

Kuat dugaan, tujuan para pemimpin blok adalah mengumpulkan dukungan lebih banyak dari negara Asia untuk membantu Kyiv di tengah keresahan Eropa, karena benua itu dianggap tidak cukup berbuat untuk mengutuk Rusia dan mendukung Ukraina.

Pada awalnya bergabung dalam mengutuk invasi Rusia di Perserikatan Bangsa-Bangsa, tetapi negara-negara seperti India dan Vietnam terus mengandalkan pasokan militer atau energi Rusia. Sementara, sekutu Barat seperti Jepang dan Korea Selatan tidak dapat mengirimkan senjata mematikan mereka untuk Ukraina, karena terbentur undang-undang dalam negeri.

Sejauh ini, Singapura adalah salah satu dari segelintir negara Asia yang bergabung dengan Barat dalam memberikan sanksi kepada Rusia.

“Kita harus mempertahankan prinsip-prinsip keamanan inti kapan pun, dan dimanapun mereka terancam, dari Ukraina hingga Laut China Selatan,” kata Borrell dalam forum tersebut, menurut pernyataan yang disiapkan yang dibagikan timnya dengan Politico.

“Uni Eropa berkomitmen untuk melakukan hal itu dan mengandalkan mitranya untuk melakukan hal yang sama,” katanya, menegaskan bahwa angkatan laut negara-negara anggota telah terlibat dalam latihan angkatan laut di kawasan Asia-Pasifik.

Uni Eropa, katanya, siap untuk berbuat lebih banyak, tetapi kelompok itu perlu memastikan kerja sama bisa  beroperasi semaksimal mungkin.

Borrell juga akan menggambarkan Uni Eropa sebagai mitra keamanan yang dapat diandalkan, yang berbeda dari “aliansi militer klasik” atau “kekuatan besar yang mengerahkan kekuatannya”, merujuk pada AS dan China.

Agenda utama lain yang dibawa delegasi Eropa ke Singapura adalah bertemu Menteri Pertahanan China Li Shangfu.

Li telah masuk daftar hitam oleh AS karena perannya dalam mengatur pasokan militer China ke Rusia. Akibatnya, Li menolak bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin.

Li diharapkan bersedia untuk bertemu dengan beberapa rekannya dari Eropa.  

Borrell, yang juga bertanggung jawab atas kebijakan keamanan, telah mengkonfirmasi pertemuan dengan Li, menurut tiga diplomat yang mengetahui perencanaan acara tersebut.

Jerman dan Belanda, yang telah mengatur beberapa pertemuan dengan pejabat China dalam beberapa pekan terakhir, juga sedang mempertimbangkan pertemuan dengan Li.

Seorang pejabat UE, yang tidak mau disebut namanya, menekankan bahwa pesan Eropa bukan hanya tentang Ukraina, tetapi juga akan difokuskan pada komitmennya terhadap keamanan Indo-Pasifik di tengah perilaku tegas China.

Seorang pejabat UE lainnya mengatakan blok tersebut akan segera memperluas latihan bersama dengan Jepang, sementara juga meningkatkan koordinasi trilateral antara Brussel, Tokyo, dan Washington.

Sumber: RMOL
Editor: Agung