Puisi Wina Armada Sukardi

Wina Armada Sukardi

Kipas Angin

Kipas angin tak lagi seluruhnya menghembuskan angin
Sutradara film Nyak Abbas Acub sudah lama membisikkan kipas-kipas justeru mencari angin.

Kipas angin terang-terangan menafikan kegunaaan utamanya menyejukkan
Kipas angin tak lagi merasa perlu berbakti memberi angin kemanfaaat .

Kipas angin mengaku tak mau selamanya memberi  
Kipas angin tak sudi lagi selalu berbagi angin
Kipas angin ingin bertukar tempat meski banyak yang mengecam tak patut.

Kipas angin kemana-kemana merengek mencari angin
Kipas angin bermimpi mendapat pemberian angin  
Kipas angin seakan berkata, aku melihat lingkungan:
Mereka yang seharusnya mengabdi justeru minta dilayani
Mereka yang wajib meningkatkan kemakmuran masyarakat
justeru minta diberi upeti dan fasilitas bebas bayar
Mereka yang dilahirkan perempuan justeru ingin bercinta dengan sesama jenis
Mereka yang tertanda pejantan justeru menjadi pemuas kaum
lelaki
Mereka yang melimpah harta  yang seharusnya menyalurkan rejekinya ke kaum papa justeru
memeras rakyat jelata

Kipas angin telah muak hanya selalu memberi angin
Kipas angin berangan hendak beralih kedudukan menjadi penampung angin.
Kipas pencari angin terhembus dari nafas diri
Kita merasa pandai melakukan kebaikan
tapi tak pandai merasa menerima kebaikan.
Kita cerdas menilai kenikmatan orang
tapi tak cerdas menilai kenikmatan sendiri.

Buta hati tak tahu mematut diri
menggelapkan keadaban

Kita didorong angin dari kipas mengambil posisi terbalik dari kelaziman  hukum alam : menuju kufur nikmat.*

Jakarta, 30 Mei 2023