Puisi-Puisi Wina Armada Sukardi

Wina Armada Sukardi

Kebaya

Kebaya membalut mentari membanjur sinar tentram
Kebaya mewalakkan kaum perempuan di seliri emas bercahaya
Kebaya dikenakan seorang semerbak di seantero Nusantara.

Kebaya telah dicuci dengan darah ratusan tahun
Kebaya menampung jutaan air mata derita.

Di balik
keelokan tubuh kebaya membara
kedahsyatan asa
Kebaya saksi perlawanan kebatilan.

Berapa banyak nyai berkebaya bertahan mengelak berkedudukan bini tuan-tuan penjajah
Berapa banyak gadis berkebaya berupaya menolak dikawin paksa juragan tanah.
Berapa banyak buruh berkebaya melawan diperkosa para majikan
Berapa banyak di balik tubuh montok berkebaya memberontak jadi bancakan para bedebah.

Kebaya ialah sikap keberanian
Kebaya ialah kemenangan
Kebaya ialah ketabahan kaum perempuan
Kebaya ialah keluhuran cita-cita
Kebaya ialah jati diri.

Kebaya sudah dilapisi ketabahan kaum perempuan.
Kebaya menopang emak-emak di subuh berniaga menyambung hidup
Kebaya mendatangkan keanggunan dan kejelitaan
Kebaya memperindah dada
Kebaya mengangungkan budi pekerti
Kebaya pertahanan besi kukuh peradaban

Kenakan kebaya di tubuh seorang wanita
jutaan kaum hawa Nusantara bakal berseri.

Jakarta, 23 Juni 2023.

Pengeras Suara

Desah suara oleh pengeras suara terlantang kemana-mana
Perintah lewat pengeras suara tersimak dengan takzim.
Pengeras suara memperjelas dan memecahkan masalah.

Mengapakah pengeras suara dalam nurani sendiri tak terdengar
padahal mengajarkan  kearifan
Tidakah terdengar dari  pengeras suara hati menyerukan keimanan dan ketaqwaan kepada Sang Pencipta
Bukankah pengeras suara jiwa berkali-kali mengajarkan  kasih dan sejahtera buat sesama?

Pengeras suara berpadu dalam aliran darah
Juga terpantau dalam setiap tarikan nafas
Kenapa pula tidak terdengar?

Pengeras suara memanggil-manggil
masihkah dapat di beda-bedakan dari mana
Apakah itu kuasa jahat para pendukung kezoliman
ataukah himbauan perlindungan
Kiwari sulit membedakan kebenaran dan kebatilan
Kebusukan  terbungkus kepura-puraan pewangi
Sementara kesucian terliput bayangan keburukan
Cuma kewaspadaan budi perkerti yang dapat menyelamatkan.

Dengarkanlah !
Bersiaplah!
Pengeras suara telah bertalu-talu memanggil kembali
masing-masing mengartikan sendiri maknanya.

Grand Indonesia, Idhul Adha versi Muhamadiyah, Rabu, 28/4/2023.