LGBT Makin Masif dan Berani, Generasi Bangsa dalam Ancaman

Pendiri PAUD An-Nuur Batam Kota, Nurlaelah, SH

Oleh Nurlaelah, SH

BUKANLAH kepanikan yang berlebihan, jika kaum Muslimin sangat mewaspadai bahaya lalu menggalang dukungan untuk melawan arus opini legalisasi LGBT global.

Saat ini tak kurang dari 32 negara yang telah mendukung legalisasi LGBT. Dua puluh dua di antaranya bahkan membuat perlindungan hukum atas legalnya pernikahan sesama jenis.

Brillio.net menyebutkan lebih dari 200 perusahaan raksasa juga mendukungnya, tidak hanya melalui pernyataan resmi di websitenya, melainkan juga melalui kucuran dana. LGBT juga didukung secara resmi oleh PBB melalui United Nations Development Programme (UNDP).

https://www.brilio.net/global/selain-starbucks-ini-20-perusahaan-raksasa-yang-juga-dukung-lgbt-1707010.html

Dilansir oleh merdeka.com, pendiri Facebook beserta 700-an staff Facebook lainnya baru saja mengikuti long march Lesbian Gay Bisexual Transgender Pride Celebration. Acara yang diselenggarakan di San Francisco, California ini memang diadakan untuk mengenalkan kaum gay lebih dekat.

Selain Facebook, banyak perusahaan IT asal Sillicon Valley yang turut berpartisipasi dalam karnaval tersebut. Beberapa di antaranya adalah Apple dan Google yang turut serta dalam pawai ini.  Menurut laporan akurat.co, pada Juni 2020, TikTok mencap dirinya sebagai pendukung LGBT Pride, dan perusahaan memberikan donasi kepada organisasi yang mendukung kaum LGBT.

Sejumlah negeri Muslim memang belum ada yang resmi mendukung kaum Sodom, namun secara implisit memberikan dukungan dengan membatasi sejumlah tagar dalam bersosial media. Seperti facebook yang sering mem-banned akun manapun yang membahas LGBT. Indonesia juga menjadi target dalam mengembangkan kelompok ini.  

Hal ini disampaikan oleh UNDP bahwa mereka mengucurkan dana sekitar US$ 8 juta (sekitar Rp 108 miliar untuk 4 negara yaitu Indonesia, China, Thailand dan Filiphina). Dilansir dari viva.co.id, Menkopolhukam, Mahfud MD juga mengatakan, bahwa kabar kucuran dana miliaran rupiah dari luar negeri untuk memengaruhi DPR agar mengakomodasi kepentingan kelompok pro-LGBT dalam KUHP itu bukan isapan jempol belaka. “Dana yang akan dikucurkan itu bukan isapan jempol belaka, karena juga telah (dipublikasikan) kantor pusat pemberitaan PBB, dan juga ditulis oleh sejumlah media online di Indonesia.”

Sampai di sini dapat dilihat adanya fakta mengerikan bagi generasi Muslim. Ada bahaya yang mengancam aqidah dan perilaku mereka di masa yang akan datang.  

Seorang pendeta Nasrani dengan lantang mengakui bahwa beliau memuji sikap Muslim yang menjadi garda terdepan dalam melawan arus gempuran perilaku Sodom ini. Semua agama sangat menentang keras. Namun hanya Islam yang konsisten melawan walau tak sedikit yang terbawa arus, karena dahsyatnya gempuran syahwat dan harta.
Hal ini karena Allah SWT memperingatkan dengan jelas dalam Al Quran. Allah SWT berfirman,

“Tatkala datang azab Kami, Kami menjadikan negeri kaum Luth itu (terbalik) bagian atasnya berubah menjadi di bagian bawah, dan Kami menghujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. (TQS Hud [11]: 82).

Rasulullah SAW juga mengingatkan, “siapa saja yang menjumpai orang yang melakukan perbuatan liwath (sodomi), sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Luth, maka bunuhlah kedua pasangan liwath tersebut,” (HR Abu Dawud).

Pertanyaannya apakah bahaya ini akan sampai dan disadara oleh ummat Muslim dan generasi jika kita diam saja dan mencukupkan diri dengan memperbaiki diri dan keluarga dengan dzikir dan rajib ibadah? Tentu tidak.

Ini adalah masalah negara dan internasional yang tak bisa diselesaikan dengan perbaikan individu. Masalah internasional diatasi dengan teknik dan strategi internasional, tidak bisa diatasi dengan teknik perbaikan individu. Bahayanya tak hanya mengancam kaum Muslimin saja melainkan seluruh ummat dan lintas negara. Murka Allah menunggu, yang tentunya tak hanya menimpa kaum Muslimin namun semua umat manusia. Naudzubillahi min dzalik.

Akankah kita menyerah pada keadaan yang makin merusak dan massif dari berbagai lini kehidupan? Tentu tidak, kita masih punya banyak ulama dan generasi yang mau peduli dengan keawajiban amar ma’ruf nahiy munkar.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu‘anhu, ia berkata, “aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 49]

Meskipun itu seruan bagi Muslim, namun kita perlu galang persatuan dan opini masif atas masyarakat agar bersama-sama melakukan penolakan. Kesadaran akan kewajiban ini tentu tidak akan tercipta jika tanpa ilmu, melalui kajian rutin dan terstruktur serta terorganisir.

Dan perlu disadari bersama juga bahwa keberhasilan dakwah tidak hanya ditentukan oleh kehebatan individu dan organisasi atau masyarakat namun juga wajib didukung secara politis oleh negara.*

Penulis adalah Pendiri PAUD An-Nuur Batam Kota