Patah Balek Art Exhibition Tanjungpinang Gelar ‘Pameran Budaya: dimanaruma-Nya’

Merayakan Keindahan Toleransi Beragama Lewat Keberadaan Bangunan Cagar Budaya

Para pengunjung sedang menikmati karya-karya yang dipamerkan dalam Patah Balek Art Exhibition “Pameran Budaya: dimanaruma-Nya”. (Foto-Humas Patah Balek)

J5NEWSROOM.COM, Tanjungpinang – Netinilawati menggandeng Pusat Seni Budaya (PSB) Putri Payung menggelar pameran budaya ‘Patah Balek Art Exhibition’, Sabtu-Minggu (12-13/8/2023) di Tanjungpinang Provinsi Kepri.

Pada edisi pertamanya, pameran patah balek mengusung tema kebudayaan dengan tajuk “dimanaruma-Nya”. Tajuk tersebut menceritakan kisah toleransi beragama di Tanah Melayu yang telah ada sejak abad 18. Hal ini diwakilkan lewat eksistensi bangunan cagar budaya lima rumah ibadah di Tanjungpinang.

“Kami ingin mengingatkan kembali kepada banyak orang betapa indahnya toleransi beragama di Tanjungpinang. Kita lihat dari adanya bangunan cagar budaya seperti Masjid Keling (sekarang Masjid Agung Al-hikmah), Gereja Ayam, Gereja Katolik Diponegoro, Kelenteng Akar, dan Vihara Dharma Sasana,” ujar Ketua Kegiatan Netinilawati kepada Majalah Siber Indonesia J5NEWSROOM.COM.

Dalam acara ini, lanjut Netinilawati, PSB Putri Payung menampilkan karya fotografi, riset dan tulisan, koleksi dokumentasi sejarah, lukisan, bonsai, virtual reality, dan buku bacaan. Pameran ini berlangsung di SATURASI Coffee Dealer, di mana pengunjung disuguhi perpaduan koleksi seni sambil menikmati kopi dan hidangan lainnya.

“Kegiatan pameran yang difasilitasi Pemajuan Kebudayaan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV itu pada hari pertama dibuka dengan menghadirkan karya kaligrafi aksara hanzi dan arab melayu berisi pesan toleransi yang dikutip dari Di Zi Gui dan Gurindam 12,” papar Netinilawati lagi.

Selanjutnya, pada acara pembukaan hadir pula sederet tamu undangan seperti Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV, Kepala Kantor Bahasa Kepri, LAM Tanjungpinang, Akademisi, Budayawan, Seniman, Pelajar dan Mahasiswa. Tak hanya itu, acara juga diisi dengan kultum kebudayaan yang menghadirkan Dr. Anastasia Wiwik (akademisi), Aswandi Syahri (sejarawan), dan Robbi Hafzan (fotografer).

Menurut fotografer Robbi Hafzan,  “ini adalah acara yang segar.”

Pengunjung lain juga menambahkan bahwa nama patah balek terdengar renyah dan membuatnya tertarik untuk hadir. Banyak yang menyambut baik inisiasi pameran kekinian tersebut. “Kami ingin membuat pameran yang dekat dengan anak muda, maka kami memilih coffee shop,” kata Ketua Tim Pameran, Aji.

Malam penutup pada hari kedua diisi dengan penampilan baca dan musikalisasi puisi oleh PSB Putri Payung dan Rumah Kreatif Sama Layar. Pameran ini menjadi platform bagi seniman-seniman muda untuk memamerkan bakat mereka, menjalin jaringan dengan rekan seprofesi, dan mendapatkan pengakuan dalam dunia seni yang semakin berkembang.  

Untuk informasi lebih lanjut tentang Pameran Patah Balek dan kegiatan menarik lainnya, kunjungi https://www.instagram.com/psbputripayung/

Editor: Saibansah