LAPORAN: Alia Safira
J5NEWSROOM.COM, Batam – Ribuan masyarakat Melayu dari berbagai daerah di Provinsi Kepri, Provinsi Riau dan Kalimantan hingga Jakarta menggelar aksi demo di depan kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam Center, Senin (11/9/2023).
Mereka menyampaikan penolakan relokasi masyarakat Melayu dari 16 titik kampung tua di Pulau Rempang dan Pulau Galang yang akan digunakan untuk proyek pengembangan Rempang Eko-City oleh PT MEG (Makmur Elok Graha), anak perusahaan Artha Graha milik konglomerat Tomy Winata.
Pantauan J5NEWSROOM.COM, sebelum menggelar aksinya itu mereka berkumpul di Kantor LAM (Lembaga Adat Melayu) Batam. Dari situ mereka longmarch menuju BP Batam dan dikawal oleh kepolisian.
“Saya dari Pekanbaru, kami ramai juga dari sana, yang saya tau hari ini ribuan yang turun,” ujar Zein, masyarakat Melayu dari Pekanbaru.
Zein melanjutkan, masyarakat Melayu Provinsi Riau dari berbagai daerah telah datang ke Batam untuk menunjukkan solidaritas suku Melayu. Baginya, kedatangan ke Batam karena mendengar berbagai informasi akan penindasan masyarakat Melayu Rempang dan Galang yang akan digusur dari tanah leluhur mereka.
“Kami datang dari berbagai daerah, seperti Siak, Dumai, Tembilahan dan banyak lagi dari daerah Riau Daratan. Termasuk yang dari Kalimantan (Pontianak) juga banyak yang datang. Kami buktikan solidaritas kami,” tegas Zein.
Begitu sampai di depan Kantor BP Batam mereka mengawali aksi dengan mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Lewat lagu kebangsaan ini, pengunjuk rasa berharap hati para pejabat negara ini bisa tergugah untuk membatalkan rencana relokasi masyarakat dari 16 titik kampung tua di Pulau Rempang dan Pulau Galang.
Selian itu, para pengunjuk rasa juga mengumandangkan Sholawat Nabi Muhammad SAW. “Dengan sholawat muda-mudahan dapat mumbuka hati Pak Rudi (Kepala BP Batam) untuk tidak merelokasi masyarakat dari 16 kampung tua Rampang-Galang,” ujar salah seorang pengunjuk rasa di depan Kantor BP Batam.
Semula aksi berlangsung damai, sampai kemudian ada di antara mereka yang mulai tersulut emosi dan menggoyang-goyangkan pagar besi BP Batam. Lalu, sebagian lagi melempar kantor BP Batam dengan batu dan botor air mineral.
Akibat aksi anarkis itu, kaca-kaca jendela Kantor BP Batam pecah berserakan di tanah. Sumber J5NEWSROOM.COM berseragam cokelat mengungkapkan, dua orang anggota polisi kepalanya terluka terkena lemparan batu dan satu orang lagi dari BP Batam.
Hingga berita ini diunggah, aksi demo masih berlangsung dan belum ada tanda-tanda akan berakhir.
Editor: Saibansah