J5NEWSROOM.COM, New York – China memperingatkan pada Rabu (21/2) bahwa penolakan Amerika Serikat (AS) untuk mendukung resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan pemberlakuan gencatan senjata segera di Gaza, dapat mengakibatkan situasi konflik menjadi “lebih berbahaya”.
Washington pada Selasa (20/2) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang dirancang oleh Aljazair. Resolusi tersebut menuntut pemberlakuan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza dan pembebasan “tanpa syarat” semua sandera yang diculik dalam serangan 7 Oktober.
Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar AS untuk PBB, menyebut pemungutan suara tersebut “hanya angan-angan dan tidak bertanggung jawab” karena dapat mengancam proses negosiasi pembebasan sandera di Gaza.
Veto tersebut memicu kritik dari sejumlah negara termasuk China, Rusia, Arab Saudi dan bahkan sekutu dekat AS, Prancis dan Slovenia.
“China mendukung rancangan resolusi tersebut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning dalam konferensi pers rutin pada Rabu (21/2).
“Amerika Serikat sekali lagi memvetonya sendirian, mendorong situasi di Gaza ke dalam situasi yang lebih berbahaya. Semua pihak yang berkepentingan… menyatakan kekecewaan dan ketidakpuasan mereka,” tambahnya.
“Situasi kemanusiaan di Gaza menjadi sangat serius, dan perdamaian serta stabilitas regional sangat terkena imbasya,” kata Mao.
“Dewan Keamanan harus mengambil tindakan secepat mungkin untuk menghentikan permusuhan. Ini adalah kewajiban moral yang tidak dapat ditunda,” tukasnya.
“Kami akan terus bekerja sama dengan semua pihak di komunitas internasional untuk mendorong Dewan Keamanan agar mengambil tindakan lebih lanjut yang bertanggung jawab dan berarti, serta terus melakukan upaya untuk menghentikan perang di Gaza sedini mungkin,” imbuh Mao.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah