Oleh Dahlan Iskan
(INI bukan puisi. Ini bukan prosa. Bukan pula puisi prosa. Ini juga bukan pamflet. Ini puisi pamflet. Untuk Hari Air Sedunia, 22 Maret)
Air.
Di Demak disebut banjir
Di padang pasir disebut langka
Di Amy disebut kesedihan, di Tisya jadi kebanggaan
Di Niagara jadi keindahan
Di Xinjiang jadi kerontang
Air berarti proyek pompa Rp 5T Amran Sulaiman
Air berarti comberan bagi kerakusan
Air berarti embun pagi bagi pengharapan
Air berarti salju di Tibet, panas di mata Amy.
Air itu Nabi Nuh
Air itu awan yang terperangkap
Air itu tubuh manusia, tubuh hewan, tubuh tumbuhan
Air itu memakan air
Air juga sumber keturunan, sumber kenikmatan.
Air juga sumber duka nestapa
Air itu emas bagi yang kehausan.
Catatan:
Bagaimana kalau komentar hari ini –khusus hari ini– hanya tentang air. Bentuknya apa saja: puisi, prosa, curhat, kisah dan apa pun yang terkait air. Komentar terpilih akan mendapat hadiah Air Zamzam.*
Penulis adalah wartawan senior Indonesia