Dr Aqua Dwipayana Berbagi Tips Menghadapi Media, Praktisi Public Relations Harus Paham Ini..

Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

J5NEWSROOM.COM, Bandung – Dalam menghadapi media, praktisi Public Relations (PR) harus memahami apa yang dibutuhkan media dan perlu mengetahui juga jam kerja mereka. Seorang PR Officer jangan membiasakan memberi uang, tapi pahami yang dibutuhkan media.

Dengan mengetahu itu, menjalin hubungan yang intens dan kekeluargaan, PR akan terbantu saat menghadapi krisis. Karena, kalaupun ada pemberitaan menyangkut perusahaan di kala krisis terjadi, beritanya tidak vulgar.

Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menyampaikan hal itu saat Sharing Komunikasi dan Motivasi dalam kegiatan “Kuliah Umum Cyber Public Relations” yang digelar oleh Program Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana FISIP Univeritas Andalas (Unand) Padang, secara online atau daring.

Paling utama praktisi PR harus mencintai pekerjaannya, sehingga dengan begitu, ia bisa totalitas dalam bekerja. Karena, seorang PR yang bagus terlihat ketika ia mampu menangani krisis. Selain itu, nilai-nilai lain yang harus dimiliki seorang PR menurut Aqua adalah praktisi PR harus humble dan mau belajar. “Setiap orang adalah guru dan setiap tempat merupakan kelas,” ucap Dr Aqua Dwipayana.

Meski masih dalam masa pemulihan kondisi kesehatannya setelah sempat mengalami sesak nafas di Bandara Sentani Jayapura, Papua, beberapa waktu lalu, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana tetap berkomitmen menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada banyak kalangan.

Pada Rabu 27 Maret 2024 siang, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran terrsebut menyempatkan diri melakukan sharing dalam kegiatan “Kuliah Umum Cyber Public Relations” yang digelar oleh Program Magister Ilmu Komunikasi (Ilkom) Pascasarjana FISIP Univeritas Andalas (Unand) Padang, secara online atau daring.

Sebagaimana diketahui, pada awal pekan minggu keempat Maret 2024, Senin pagi (18/3/2024) sekitar pukul 07.30 WIT begitu keluar dari pesawat Batik Air ID 6180 di Bandara Sentani Jayapura, Papua, tiba-tiba Dr Aqua Dwipayana mengalami sesak nafas. Langkahnya terhenti saat meninggalkan garbarata atau belalai gajah. Ia pun langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari Sentani.

Dr Aqua Dwipayana kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Jl. Jeruk Nipis, Wahno, Abepura, Kota Jayapura, untuk penanganan lebih intensif. Setelah sempat diperiksa di Unit Gawat Darurat (UGD), pria dengan jejaring pertemanan sangat luas itu kemudian menjalani perawatan di Ruang VIP Mabruk 12 rumah sakit tersebut.

Dalam kuliah umum daring secara jarak jauh, Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat itu membagikan ilmu dan pengalamannya saat menjadi wartawan (1988-1994) dan praktisi Public Relations (PR) tahun 1995-2005. Sebagaimana diketahui, sebelum memilih mundur sebagai karyawan dan menjadikan hanya Tuhan sebagai satu-satunya atasan, Dr Aqua Dwipayana pernah menekuni karier sebagai wartawan di berbagai media nasional dan menjadi humas di salah satu perusahaan besar nasional.

“Dahulu PR hanya berhadapan dengan media mainstream, tapi sekarang banyak media sosial yang dinamikanya sangat tinggi. Meski demikian, berapa pun besar tantangan, praktisi PR harus tetap mempertahankan nilai-nilai, seperti kejujuran dan berkarakter,” ucap penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim tersebut.

Lebih jauh disampaikan Dr Aqua Dwipayana, dalam menghadapi dinamika media sosial dengan beragam komentar negatif dan positif dari pengguna internet, dalam konteks PR, Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat ini menyodorkan prinsip “tak mesti menyenangkan semua orang”.

Meski demikian, setiap unsur dalam bidang PR harus selalu update dan intens memonitor media sosial. Sekecil apapun komponen yang disampaikan jangan dibiarkan, karena bisa jadi bola liar. Setiap pegawai pun bisa menjadi PR bagi perusahaannya.

“Yang lebih penting adalah memperkuat internal, tak perlu khawatir pada netizen. Justru itu menjadi masukan. Sekecil apapun yang dikomentari, jangan diabaikan dan harus diambil sebagai masukan,” kata Dr Aqua Dwipayana ketika menjawab pertanyaan salah satu mahasiswa di kelas Seminar Komunikasi Siber dan Public Relations itu.

Dr Aqua Dwipayana menegaskan bahwa tantangan yang dihadapi oleh profesi PR saat ini jauh lebih besar, terutama karena kehadiran media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa dalam era digital dan internet, PR harus menghadapi dinamika yang lebih kompleks saat membangun citra dan menjaga reputasi klien atau perusahaan yang mereka wakili.

“Media sosial telah mengubah cara orang berinteraksi, berkomunikasi, dan mendapatkan informasi. Sebagai hasilnya, PR harus lebih adaptif dalam mengelola berbagai platform media sosial untuk memperkuat pesan klien mereka, memperluas jangkauan audiens, dan menjaga reputasi yang baik dalam lingkungan online yang seringkali tidak terduga dan cepat berubah,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.

Menurut penulis banyak buku super best seller ini, beberapa di antara tantangan utama yang dihadapi oleh PR dalam era media sosial adalah cepatnya penyebaran informasi. Informasi dapat dengan cepat menyebar secara viral di media sosial, baik itu berita baik maupun buruk. PR harus memiliki strategi yang efektif untuk merespons situasi tersebut dengan cepat dan tepat.

“Kemudian, konten yang menjadi viral di media sosial dapat memiliki dampak yang besar terhadap citra dan reputasi suatu organisasi. PR harus mampu mengelola konten tersebut dengan bijaksana agar tidak menimbulkan krisis yang merugikan,” kata Dr Aqua Dwipayana.

Pria yang hobi silaturahim itu melanjutkan, media sosial memberikan platform bagi individu untuk menyuarakan pendapat mereka secara terbuka. PR harus dapat mengidentifikasi opini publik yang kuat dan meresponsnya dengan strategi yang sesuai.

Dalam  lingkungan media sosial, lanjut Dr Aqua Dwipayana, kontrol atas narasi bisa lebih sulit karena berbagai pihak memiliki kemampuan untuk membagikan informasi dan menginterpretasikannya sesuai dengan sudut pandang mereka sendiri. PR harus berusaha untuk memengaruhi narasi secara positif melalui upaya-upaya komunikasi yang terencana.

“Oleh karenanya, media sosial meningkatkan tuntutan akan transparansi dan keterbukaan dari perusahaan atau organisasi. PR harus bersikap jujur dan transparan dalam mengelola komunikasi dengan publik. Dengan memahami tantangan-tantangan ini, PR dapat mengembangkan strategi yang efektif dalam menghadapi lingkungan komunikasi yang semakin kompleks di era media sosial,” ucap Dr Aqua Dwipayana.

Sementara itu, dosen pengampu mata kuliah, Dr  Elva Ronaning Roem berterima kasih kepada Dr Aqua Dwipayana karena bersedia membagi ilmu tentang PR dan Ilmu Komunikasi. Ia berharap mahasiswa yang hadir di kelas itu bisa mengambil ilmu dan manfaat sebesar-besarnya dengan kehadiran Dr Aqua Dwipayana meski melalui aplikasi zoom atau kuliah daring.

Peserta 18 Mahasiswa

Sebanyak 18 mahasiswa/i hadir pada kuliah seminar Cyber dan Public Relations yang menghadirkan Dr Aqua Dwipayana sebagai pembicara tamu.

11 mahasiswa berasal dari awardee program Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dengan latar belakang didominasi pegawai Polda Sumbar, sisanya dari TVRI, Kemenkeu, BUMN, Penyiar Radio, Presenter TV. Mahasiswa yang mendapat beasiswa Kemenkominfo ini memiliki latar belakang pendidikan yang lebih beragam mulai dari Hukum, akuntansi, manajemen, sastra, dan lainnya.

7 mahasiswa merupakan mahasiswa/i yang baru menyelesaikan pendidikan S1. Umumnya latar belakang pendidikan mereka dari Komunikasi.

Dari 18 mahasiswa/i tersebut, 17 berasal dari Indonesia dengan asal daerah didominasi dari Sumatera Barat. Sedangkan 1 orang berasal dari Madagaskar.

Tetap Semangat

Dr Aqua Dwipayana Rabu siang (27/3/2024) mendadak memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi lewat daring kepada 18 mahasiswa S2 Ilmu Ilkom Fisip Unand. Membagikan pengalamannya selama menjadi wartawan (1988-1994) dan Humas di Semen Cibinong (1995-2005).

Kepastian tentang sharing itu disampaikan Dr Aqua Dwipayana Rabu pagi kepada dosen mata kuliah Cyber Publich Relations Magister Ilmu Komunikasi Fisip Unand, Dr Elva. Saat itu pembicara laris tersebut mau naik kereta cepat Whoosh dari Jakarta ke Bandung.

Ketika sharing, Dr Aqua Dwipayana menumpang di ruangan Senior Manajer Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat, Krisantus Hendro Setyawan. Juga memakai laptop milik bapak dua anak itu.

Meski mendadak, Dr Aqua Dwipayana tetap semangat menyampaikan materinya. Seluruh peserta antusias menyimak.

“Saya berterima kasih sekali kepada Bapak Krisantus yang mengizinkan saya melaksanakan zoom di ruangan beliau dan meminjamkan laptopnya untuk saya gunakan. Sehingga kegiatannya lancar sekali,” ujar Dr Aqua Dwipayana.

Program Magister Ilkom FISIP Unand

Visi:

Menjadikan Program Magister Ilmu Komunikasi sebagai pusat pendidikan dan penelitian di bidang komunikasi khususnya public relations dengan penekanan government PR dan Ilmu Komunikasi yang terkemuka dan bermartabat di Indonesia pada tahun 2023.

Misi:

Menyelenggarakan proses pendidikan yang menghasilkan lulusan unggul dengan mempunyai wawasan dan ketrampilan dalam bidang komunikasi khususnya public relations dengan penekanan government PR dan Ilmu Komunikasi.

Melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya public relations dengan penekanan government PR dan ilmu komunikasi.

Melakukan publikasi yang mencerminkan karakter profesionalitas yang unggul dalam bidang komunikasi khususnya public relations dengan penekanan  government PR dan Ilmu Komunikasi, baik secara mandiri ataupun melalui kolaborasi dengan lembaga komunikasi dalam dan luar negeri.

Tujuan:

Menghasilkan Sarjana Magister Ilmu Komunikasi yang memiliki kompetensi untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya public relations dan media studies melalui pengajaran dan penelitian di berbagai instansi pemerintah dan non-pemerintah lainnya.

Menghasilkan sarjana Magister dalam bidang Ilmu Komunikasi khususnya public relations dan media studies yang memiliki wawasan dan keterampilan kreatif, inovatif dan strategis dalam kebijakan komunikasi.

Menghasilkan sarjana Magister dalam bidang Ilmu Komunikasi yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang berkaitan dengan public relations dan media studies.

Menghasilkan sarjana Magister dalam bidang Ilmu Komunikasi khususnya public relations dan media studies yang mampu menjembatani antara lembaga/organisasi dengan masyarakat lingkungannya

Kompetensi Utama Lulusan:

Mampu mengkaji pengembangan konsep komunikasi khususnya di bidang public relations dengan penekanan government PR dan Ilmu Komunikasi, dengan menggunakan metode baik kuantitatif maupun kualitatif atau gabungan antar keduanya dan mempublikasikannya.

Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat dalam kaitannya dengan pelayanan secara profesional dan berintegrasi dalam bidang Ilmu Komunikasi khususnya public relations dengan penekanan government PR dan Ilmu Komunikasi yang kreatif dan inovatif.

Mampu melakukan penalaran ilmiah untuk memecahkan setiap permasalahan yang berkembang di masyarakat.

Mampu melanjutkan pendidikan S3 Ilmu Komunikasi.

Kompetensi Pendukung:

Menguasai analisa konsep komunikasi khususnya tentang di bidang public relations dengan penekanan government PR dan Ilmu Komunikasi.

Memiliki karakter integritas dan kepribadian yang tinggi terhadap diri sendiri, masyarakat, dan negara.

Mampu berpikir kritis dan terbuka serta memiliki nasionalisme yang tinggi.

Mampu mengikuti perkembangan dunia komunikasi terbaru.*

Editor: Agung