Oleh L. Nur Salamah, S.Pd.
GEMES dan geram. Dua kata itu sepertinya yang bisa mewakili perasaan sebagian besar umat Islam. Betapa tidak, beberapa waktu lalu viral sebuah video dari salah satu tokoh agama, panutan masyarakat, yang menyatakan bahwa Palestina itu aman tidak ada sesuatu apapun. Walaupun akhirnya diklarifikasi setelah mendapatkan hujatan dari warganet.
Adapun isi dari pernyataannya kurang lebih seperti ini: “Isune ning media niku Palestina kok piye iki ora aman ora piye piye piye. Aman. Kulo muleh yo utuh. Utuh ora kelong opo-opo. Teng mriko aman, nyaman, alhamdulillah. Ngibadah nggih saged. Kulo sowan teng imam e Baitul Maqdis nggih panggih. Sowan teng Syeh syeh niku nggih panggih. Alhamdulillah aman boten wonten nopo-nopo…”. Begitu lah kira-kira pernyataannya.
Sungguh, pernyataan itu bisa disebut sebagai penyesatan informasi yang membahayakan. Padahal yang tengah terjadi di Palestina jelas-jelas penjajahan, perampokan dan genosida.
Sebagai tokoh atau simpul umat sekaligus seorang guru, kata pepatah Jawa digugu lan ditiru, setiap tindak tanduknya akan menjadi tuntunan bagi umat atau jamaahnya.
Oleh karenanya perlu diluruskan. Karena apabila salah, ini berpeluang menjadi dosa jariyah yang terus mengalir hingga di Yaumil Barzah nanti.
Ditambah lagi keberadaan beliau ke Palestina itu dalam rangka wisata/ umroh yang hanya memakan waktu beberapa hari saja. Tempat yang dikunjungi pun jauh ratusan kilometer dari jalur Gaza.
Dengan demikian tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa Palestina itu aman. Kalau menganggap media itu tidak benar, hal ini juga tidak tepat. Belum cukupkah bukti? Dengan adanya media sosial itu justru berbagai macam informasi bisa didapatkan dengan cepat. Bahkan informasi dari dunia internasional dengan cepat menyebar. Ini tidak seharusnya diingkari.
Sebagai tokoh agama, seyogyanya memberikan pencerahan bukan menyesatkan. Adapun yang perlu disampaikan ke tengah-tengah umat bahwa Isr43l nyata-nyata menjajah/ menjarah tanah Kaum Muslimin di P4lestin4, mulai dari G4z4 hingga Tepi Barat.
Seharusnya menyampaikan dengan yang sebenar-benarnya bahwa Baitul Maqdis dikendalikan penuh oleh tentara Isr43l. Sehingga tidak mengeluarkan pendapat bahwa wilayah Al Aqsa aman. Inilah yang disebut pembagongan. Padahal sangat jelas wilayah tersebut dalam cengkeraman penjajah Isr43l.
Dunia juga menyaksikan bahwa G4z4 sudah 5 kali purnama hancur oleh agresi Isr43l. Puluhan ribu nyawa melayang, bahkan korban anak-anak dan perempuan jumlahnya tak terbilang.
Di samping itu, krisis air dan kelaparan sudah menjadi makanan harian mereka lima bulan terakhir ini. Bantuan yang masuk sangat terbatas dan belum mampu menyelamatkan mereka dari kelaparan.
Tidak kalah menyakitkan lagi, para penguasa negeri-negeri muslim lainnya tidak berbuat apa-apa untuk membebaskan P4lestin4. Mereka tak ubahnya seperti macan kertas. Hanya mengecam namun tidak ada satupun yang memobilisasi tentara untuk mengusir penjajah. Padahal mereka seharusnya mampu, namun tidak ada satupun yang melakukannya.
Begitu pula lembaga-lembaga internasional seperti PBB, OKI, Liga Arab, seakan lumpuh, tak berdaya menghadapi AS dan sekutunya. Karena sejatinya mereka juga terjajah dari sisi pemikiran.
Solusi-solusi yang diberikan seperti two state solution adalah ide sampah yang sama sekali tak menyentuh akarnya. Dalam hal ini, tidak ada yang mampu menjadi solusi atas permasalahan P4lestin4 kecuali persatuan umat dalam satu kepemimpinan tunggal merupakan perkara yang fardhu, penting dan mendesak, yang akan memberikan satu komando untuk membebaskan bumi P4lestin4 dengan jihad mengusir penjajah dalam hal ini Entitas Yahudi laknatullah. Itulah yang seharusnya disampaikan oleh tokoh agama atau ulama supaya masyarakat tercerahkan.
Waallahu A’lam Bish Shawwab.
Penulis dan Pengasuh Kajian Mutiara Ummat Batam