Puisi A.R. Loebis

Sebentar lagi tamu itu akan pergi  
Setelah sebulan memenuhi semua ruang dan gerakku
entah apa yang sudah kusuguhkan kepadanya
tapi sebaliknya, begitu banyak makanan yang diantarkannya kepadaku

di atas meja santap rohani
di dalam relung hati
di kolam rindu jiwa
entahlah sajadah itu apakah memberi kabar

Walau kening terus menyentuh bahkan sesekali menembusnya
Bahkan kerap kali membasahinya
jangan-jangan aku hanya lapar dan dahaga
karena tak mampu

tak kuasa
tak menyiapkan waktu
hanya menyisakan masa
sehingga sukma terasa seperti lorong-lorong kopong

mengapa rasa ini mengejawentah di hari-hari akhir
padahal zat yang menciptakanku membangga-banggakanku
pada malaikat yang turun ke bumi menancapkan kain hijau di atas rumah sang Pencipta.
apakah ia akan datang ke rumahku?

ke inti paling dalam dari kehidupan
membuka halaman-halaman semua tarikan nafas
selama puluhan tahun kehidupan
menggarisbawahi semua kesombongan dan kenistaan

meletakkannya kelak pada timbangan penentuan
mengapa aku kita tak menyadari juga
padahal tamu itu datang untuk membasuh noda kotoran dunia
ah..dia sudah bersiap-siap akan pergi

sesaat lagi ia akan memunggungi
selamat jalan Ramadan 1445 H
datanglah lagi tahun depan
aku tetap menanti

tapi
apakah kita akan bertemu lagi?
Ramadanku.  
Duh, Robbi

(jakarta–ciampea 080424)