Meneropong Politik Dinasti Kepri

Oleh Putra Batubara

DINASTI politik di Kepulauan Riau (Kepri) memang menjadi perbincangan yang menarik, terutama dalam konteks perkembangan politik lokal. Meskipun, Mahkamah Konstitusi (MK) pada tahun 2015 telah mengambil sikap terkait legalitas politik dinasti, hal ini tetap menimbulkan polemik di masyarakat.

Terdapat beberapa contoh dinasti politik yang cukup menonjol di Kepri, dengan anggota keluarga petahana yang berhasil meraih jabatan politik di tingkat lokal maupun nasional. Namun, seperti yang ditekankan oleh Mahkamah Konstitusi yang perlu diperhatikan bukanlah keberadaan dinasti politik itu sendiri, melainkan pengawasan yang efektif terhadap pelaksanaannya.

Pentingnya fungsi pengawasan dari berbagai pihak, baik itu penyelenggara maupun masyarakat sipil, tidak dapat dipungkiri. Hal ini untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan atau fasilitas tertentu demi kepentingan anggota keluarga petahana. Pengawasan yang ketat juga dapat mengurangi potensi terjadinya praktik nepotisme atau korupsi yang mungkin terkait dengan dinasti politik.

Namun, paradoks muncul ketika isu dinasti politik menjadi sorotan, sementara persoalan-persoalan yang lebih mendasar seperti lapangan kerja, harga bahan pokok, pendidikan, dan kesehatan menjadi prioritas bagi pemilih akar rumput. Ini menunjukkan bahwa, meskipun dinasti politik menjadi perdebatan, pemilih lebih cenderung memilih berdasarkan kinerja dan program yang ditawarkan oleh para kandidat.

Dalam konteks politik lokal, pemilih sering kali lebih fokus pada isu-isu yang langsung mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, para tim pemenangan politik sebaiknya juga memperhatikan isu-isu tersebut agar dapat meraih dukungan yang kuat dari masyarakat.

Dengan demikian, pengawasan yang ketat terhadap dinasti politik tetap diperlukan sebagai upaya untuk menjaga transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam proses politik, namun tidak boleh menggeser fokus dari penyelesaian masalah yang lebih mendesak bagi masyarakat.*

Penulis adalah Peneliti Indo Data Bermestautin di Batam