Oleh Dahlan Iskan
ORANG kuat ada di mana-mana. Pun di usia yang sudah tua. Lihatlah Vietnam yang Anda banggakan itu. Orang kuat di sana sudah berumur 80 tahun: Nguyễn Phú Trọng. Jabatan resminya: Sekjen Partai Komunis Vietnam.
Dalam dua tahun terakhir dua presiden Vietnam harus menyerah: mengundurkan diri. Kalau tidak, dua presiden itu akan terseret ke pusaran kasus korupsi.
Trong memang lagi galak dalam membongkar kasus korupsi. Ia seorang ideolog partai: penjaga ruh partai yang lagi berkuasa.
Korupsi ia anggap sebagai persoalan terbesar yang bisa membuat rakyat tidak percaya pada partai.
Trong bukan seorang jenderal. Ia ahli bahasa. Lalu masuk partai. Sekolah partai tidak habis-habisnya. Sampai ke Rusia. Waktu perang Vietnam pun ia tidak tercatat sebagai panglima di lapangan. Trong pengendali partai. Tentara pun harus tunduk pada partai.
Skandal terbesar yang ia bongkar. Anda sudah tahu: korupsi di bank dengan aset terbesar di Vietnam. Yakni Saigon Joint Stock Commercial Bank.
Nilai korupsinya USD 27 miliar –Anda hitung sendiri berapa ratus triliun rupiah.
Pemilik bank itu, wanita berumur 69 tahun, sudah dijatuhi hukuman mati awal bulan ini. Uang hasil korupsi mengalir ke mana-mana. Auditor Bank Sentral Vietnam dijatuhi hukuman seumur hidup. Ratusan terdakwa lain dihukum penjara.
Sampai tahun 2026 nanti presiden Vietnam dijabat oleh penjabat presiden. Yakni Wakil Presiden Vo Thi Anh Xuan. Wanita. Umur 54 tahun. Mantan guru SMA di satu provinsi di luar Hanoi.
Dia dua kali jadi pejabat presiden. Ketika sebelum ini presidennya meletakkan jabatan Xuan juga yang jadi Pj Presiden. Tidak sampai satu tahun. Sampai presiden baru terpilih.
Sang presiden baru menjabat tidak sampai setahun. Mundur. Xuan lagi yang jadi PJ Presiden. Kali ini sudah ditetapkan akan menjabat sampai tahun 2026. Wakil presidennya dia sendiri.
Semua itu ditetapkan lewat pemilihan di MPR Vietnam. Calon yang akan dipilih sudah ditentukan partai. Pasti menang. Berarti yang sebenarnya berkuasa adalah Sekjen partai. Trong. Yang sudah 80 tahun. Juga sudah kurang sehat.
Para ahli politik tentang Vietnam pun melihat negeri itu belum akan stabil dalam dua tahun ke depan.
Sebenarnya saya ingin diskusi dengan ahli Vietnam yang ada di kampus Indonesia. Tapi saya mengalami kesulitan: siapa mereka. UI atau UGM pasti punya. Atau Unpad. Tapi saya sulit mencari siapa di sana. Yang jelas universitas besar seperti Unair tidak punya ahli tentang Vietnam.
Sekjen sendiri pernah menjabat presiden Vietnam. Sejak 2011. Selama 10 tahun. Tentu kejadian di bank tersebut merupakan satu rangkaian yang panjang. Bukan hanya tiga tahun terakhir. Maka banyak yang meragukan motif bongkar-bongkar sekarang ini murni tanpa motif politik.
Para analis di Singapura menilai: praktik korupsi yang merebak di Vietnam terjadi sebagai dampak orientasi pada pertumbuhan ekonomi di masa lalu.
Dengan bongkar-bongkar sekarang ini para investor banyak yang bersikap wait and see. Pertumbuhan ekonomi Vietnam pun tidak bisa tinggi lagi.
Bank itu sendiri kini lagi diselamatkan. Pemerintah menyuntikkan dana sampai 24 miliar dolar. Sakit sekali. Sangat mengganggu. Nilai itu setara dengan seperempat cadangan devisa Vietnam.
Vietnam ternyata tidak terlalu menyilaukan. Pertumbuhan ekonominya yang tinggi beberapa tahun lalu ternyata bukan untuk kita tiru.
Orang kuatnya saja sudah tidak terlalu kuat. Yang berumur 73 tahun pasti lebih kuat dari yang 80 tahun.*
Penulis adalah wartawan senior Indonesia