J5NEWSROOM.COM, Los Angeles – Bentrokan terjadi pada Rabu (5/1) pagi di tenda-tenda unjuk rasa pro-Palestina di University of California, Los Angeles (UCLA). Di lokasi ini, para demonstran tandingan berulang kali melemparkan berbagai benda dan berupaya membongkar barikade di area penuh tenda itu.
Di pesisir timur, polisi Kota New York membersihkan lokasi protes pro-Palestina di Columbia University di mana para pengunjuk rasa telah menduduki sebuah gedung kampus.
Para pejabat di UCLA menyatakan bahwa protes, yang menuntut agar universitas tersebut melakukan divestasi dari Israel, melanggar hukum dan melanggar kebijakan universitas.
Para demonstran dan demonstran tandingan awalnya terpisah jarak satu sama lain pada Selasa malam. Namun, situasi berubah menjadi kekerasan pada pagi hari sewaktu pengunjuk rasa tandingan melemparkan petasan, bergerak maju ke barikade dan berulang kali melemparkan berbagai benda ke arah demonstran.
Bentrokan kecil antara kedua pihak terjadi di depan barikade. Meskipun polisi dikerahkan ke area itu atas permintaan pimpinan universitas, polisi tidak segera memisahkan kedua pihak.
Di New York, polisi yang diperlengkapi dengan helm dan perisai antihuru-hara menangkap puluhan demonstran pro-Palestina di Columbia University dan di The City College of New York yang terpisah jarak 20 blok.
Seorang juru bicara Columbia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pengelola universitas memutuskan untuk memanggil polisi guna “memulihkan keselamatan dan ketertiban di komunitas kita.”
‘Kami menyesal karena demonstran memilih untuk memperuncing situasi melalui tindakan mereka,” kata juru bicara itu.
“Setelah Universitas mengetahui semalam bahwa Hamilton Hall telah diduduki, dirusak dan diblokade, kami tidak punya pilihan,” tambahnya.
Rektor Columbia, Minouche Shafik dalam suratnya meminta kepada Departemen Polisi New York (NYPD) “untuk membantu menyingkirkan semua orang dari Hamilton Hall dan semua perkemahan di kampus” dan agar mereka tetap berada di kampus setidaknya hingga 17 Mei.
Ini berarti polisi tetap berada di sana setelah masa ujian dan wisuda di universitas tersebut.
Sekelompok dosen Columbia University mengkritik keputusan administrator universitas untuk meminta tolong polisi, dengan mengatakan para staf pengajar selama dua pekan telah berupaya turun tangan dan meredakan situasi namun ditampik oleh pimpinan universitas.
“Kehadiran NYPD di sekitar kita membahayakan seluruh komunitas kita. Polisi bersenjata memasuki tempat-tempat di kampus yang membahayakan mahasiswa dan orang lain,” kata pernyataan Asosiasi Dosen Universitas Amerika cabang Columbia University.
Mereka lebih jauh mengatakan akan meminta pertanggungjawaban pimpnan universitas “atas kesalahan menilai situasi yang membawa kita ke titik ini.”
Para mahasiswa memasuki Hamilton Hall pada Selasa, sambil memprotes perang Israel di Gaza dan menuntut divestasi oleh universitas dari negara itu serta amnesti bagi para pengunjuk rasa. Mereka masuk ke sana beberapa jam setelah universitas mulai menskors mahasiswa karena menolak membongkar tenda-tenda di lokasi protes di sekitanrya.
Hamilton Hall telah menjadi pusat protes di universitas itu sejak tahun 1960-an.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah