Diduga Manipulasi Data, Kementerian Transportasi Jepang Selidiki Produsen Mobil Ternama Jepang

Sebuah mobil listrik pabrikan Toyota dipamerkan di Bangkok International Motor Show, Thailand, pada 30 Maret 2022. (Foto: Reuters)

J5NEWSROOM.COM – Toyota dan Mazda menghentikan pengiriman sejumlah kendaraan pada hari Senin (3/6) akibat skandal uji keselamatan di Jepang semakin meluas.

Kementerian Transportasi Jepang menemukan bahwa para produsen mobil tersebut telah menyerahkan data uji keselamatan yang tidak benar atau dimanipulasi ketika mereka mengajukan sertifikasi sejumlah kendaraan. Beberapa kejanggalan juga ditemukan pada aplikasi dari Honda, Suzuki, dan Yamaha Motor.

Kementerian itu lalu meminta para produsen kendaraan tersebut untuk menyelidiki aplikasi sertifikasi kendaraan pada akhir Januari lalu, menyusul skandal uji keselamatan di unit mobil Toyota Daihatsu yang muncul tahun lalu.

Kementerian Transportasi Jepang juga akan melakukan inspeksi langsung ke kantor pusat Toyota di prefektur Aichi pada hari Selasa (4/6).

Selaku produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan volume, Toyota mengatakan bahwa kesalahannya terjadi dalam enam pengujian berbeda yang dilakukannya pada tahun 2014, 2015 dan 2020. Salah satu contohnya, mereka mengukur kerusakan akibat tabrakan di satu sisi kap mesin, padahal seharusnya mengukur kerusakan di kedua sisi.

Direktur Utama Toyota, Akio Toyoda, mengatakan, “Sebagai orang yang bertanggung jawab atas Toyota Group, saya ingin meminta maaf dengan tulus kepada pelanggan, penggemar mobil, dan semua pemangku kepentingan atas masalah yang terjadi di dalam grup. Saya benar-benar minta maaf.”

Toyota mengatakan bahwa mereka masih menyelidiki masalah yang berkaitan dengan efisiensi bahan bakar kendaraan dan emisi, dengan target penyelesaian pemeriksaan itu pada akhir Juni.

Sementara Mazda, melalui sebuah pernyataan, mengatakan bahwa telah menangguhkan pengiriman beberapa model sejak pekan lalu setelah menemukan sejumlah pekerja memodifikasi hasil tes perangkat lunak kontrol mesin.

Skandal tersebut terbukti menjadi titik yang menyakitkan bagi pemerintah Jepang, yang telah mendapat pujian dari para investor dan eksekutif atas reformasi perusahaannya.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Agung