Hujan Bulan Zulhijjah
Tetestetes rindu mengalir dari lembah Bakkah rendamlunakkan bebatuan hati nan pongah
Adakah cintaku padaMu bertepuk sebelah tangan dalam catatan kaki sejarah, wahai Muasal Rindu?
Samarsamar kulihat seorang ayah mengecup putra tercinta yang begitu belia
‘Nak, kutinggalkan kau di gurun gersang lengang ini bersama ibumu yang perkasa. Satu saat nanti setelah kita tiada, anak keturunan kita berbondongbondong datang dari penjuru dunia, tumpahkan air mata kalahkan deras bulan Zulhijjah menjadi samudera talbiyah.”
Cibubur, 11 Juni 2024/4 Zulhijjah 1445 H