J5NEWSROOM.COM, Batam – Kepala OJK Kepri Sinar Dananjaya yang baru beberapa pekan dilantik langsung memulai tugasnya dengan berkeliling ke beberapa instansi di Kepri. Diantaranya, Forkopimda Kepri dan Batam, maupun instansi vertikal seperti Bank Indonesia (BI) perwakilan Kepri.
Gilirannya, Kamis (13/6/2024), Sinar Dananjaya ngopi santai dengan para wartawan di Batam. Pada kesempatan acara cooffe morning itu, Kepala OJK Kepri itu menyoroti kepemilikan modal inti bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Sinar Dananjaya yang sebelumnya bertugas di Provinsi Jawa Tengah ini menyebutkan, dari 46 BPR yang ada di Kepri ada dua BPR yang belum memenuhi kewajiban terkait modal inti sebesar Rp 6 miliar.
“Ada dua yang belum memenuhi modal inti tersebut. Yang satu sudah hampir rampung terkait satu syarat itu,” ujar Sinar.
Sinar menjelaskan, saat ini ada 46 BPR sebagai industri jasa keuangan (IJK) di Kepri dan dua di antaranya yang syariah. Selain itu pihaknya juga melakukan pengawasan terhadap 14 pergadaian yang ada di Kepri.
“Tetapi ada juga dua IJK yang kita berikan peringatan, terkait dengan modal inti,” ungkapnya, tanpa menyebutkan nama BPR tersebut.
Ditegaskannya, untuk modal inti, BPR harus memiliki modal Rp 6 miliar. Pihaknya sudah menerapkan standar akutansi untuk BPR. “Kita sampaikan, perbankan harus memenuhi modal inti Rp 6 miliar, paling lambat akhir tahun. Kalau tidak, diminta konsolidasi,” ujarnya mengingatkan.
OJK Kepri berharap, keberadaan BPR di Kepri, akan membantu masyarakat. Untuk itu, OJK baru mengeluarkan roadmap BPR.
“OJK baru mengeluarkan roadmap BPR yang tangguh, untuk masyarakat dan UMK. Agar terintegrasi dalam tata kelola, perbaikan menejemen resikonya,” ucapannya.
Disebutkan, sebagai Kepala OJK Kepri yang baru, pihaknya akan memperkuat sosialisasi, dalam menjaga stabilitas keuangan di Kepri. Pihaknya ingin melanjutkan penguatan kebijakan Kepala OJK yang digantikannya, untuk menjaga kepentingan konsumen.
“Menjadikan OJK sebagai pilar petumbuhan ekonomi. Kita juga mendorong pertumbuhan pasar modal. Kita dorong investor retail, agar masuk pasar modal. Sehingga tidak terpengaruh gejolak ekonomi global,” harapnya.
Selain itu, OJK Kepri saat ini sedang memperkuat pengawasan terhadap pergadaian di Kepri. Saat ini di Kepri, ada 14 lembaga pergadaian (bukan pegadaian).
“Sekarang, kita mendapat tambahan wewenang, untuk mengawasi 14 pergadaian juga. Yang Pasar Modal ada lima emiten,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Rony Ukurta Barus, yang akan bertugas di OJK Bali mengatakan, generasi Z atau Gen Z yang masuk pasar modal, terus berkembang. Ke depan, diharapkan pertumbuhan itu akan terus meningkat, dalam memperkuat perekonomian Kepri dan Indonesia.
“Kalau saya lihat, Gen Z sebagai generasi yang dilahirkan di era digital, cukup eksis di pasar modal. Mereka generasi di era digital, melek teknologi,” kata Rony.
Editor: Agung