Oleh Dini Oktafiana dan Helen Permata Sari
J5NEWSROOM.COM – Kenaikan harga ayam potong di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri, Indonesia, telah menjadi perhatian utama dalam beberapa bulan terakhir. Kehidupan sehari-hari konsumen telah terdampak oleh kenaikan tajam harga ayam potong, yang juga membuat para peternak dan pedagang khawatir.
Dalam analisis ini, kita akan melihat beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga ayam potong dan bagaimana konsumen di Kota Tanjungpinang telah bereaksi terhadap perubahan ini.
Pada bulan Maret 2024, harga ayam potong di Pasar Bintan Center, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, mengalami kenaikan menjadi Rp 45.000 per kilogram dari Rp 38.000 per kilogram sebelumnya.
Kenaikan harga ini dipicu oleh kurangnya pasokan daging ayam dari Kabupaten Bintan, yang menyebabkan stok daging ayam menipis. Pedagang ayam, seperti Untung, mengatakan bahwa tingginya harga ayam potong disebabkan oleh stok daging yang menipis dan juga karena hampir tiba masa Ramadan, ketika permintaan daging ayam meningkat.
Harga ayam di Tanjungpinang kembali menduduki angka tertinggi hingga menembus Rp44 ribu per Kilogram (Kg) sejak beberapa hari belakangan ini. Kenaikan harga ayam terpantau di Pasar Bestari Bintan Center (Bincen), Rabu (15/5/2024) mulai berlaku sejak 3-4 hari lalu, namun aktivitas penjualan ayam masih terbilang normal.
Menurut para pedagang, bahwa kenaikan harga ayam ini disebabkan karena faktor cuaca yang tidak menentu sehingga berdampak pada ketersediaan ayam. Selain itu, ukuran ayam yang tersedia juga belum cukup besar, sehingga harga ayam kembali naik cukup tinggi.
Penyebab kenaikan harga daging ayam potong di Kota Tanjungpinang adalah beberapa faktor, termasuk stok Ayam yang sedikit dan keterbatasan stok ayam di pasar menyebabkan pedagang lebih memilih menaikan harga untuk mempertahankan keuntungan. Pedagang mengatakan bahwa stok ayam yang minim membuat minat masyarakat berkurang untuk membeli daging ayam.
Ukuran Ayam yang Tidak Sesuai
Ukuran ayam yang dijual oleh pedagang tidak sesuai dengan berat yang diharapkan. Ayam yang dijual memiliki ukuran kecil dan ringan, sehingga distributor menaikan harga yang cukup tinggi. Kepala Bidang Stabilisasi Harga Disdagin Kota Tanjungpinang, Riyanto, mengatakan bahwa ukuran ayam yang tidak sesuai menjadi salah satu penyebab kenaikan harga.
Faktor Cuaca
Faktor cuaca juga berperan dalam kenaikan harga daging ayam. Pedagang mengatakan bahwa cuaca buruk menjadi salah satu alasan mereka menaikkan harga daging ayam.
Persediaan Ayam dari Bintan.
Ayam yang dijual oleh pedagang rata-rata didatangkan dari Kabupaten Bintan. Keterbatanan persediaan ayam dari Bintan juga berkontribusi pada kenaikan harga. Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Tanjungpinang, akan memanggil distributor ayam untuk membahas kenaikan harga ayam potong yang saat ini terjadi.
Pemanggilan para distributor ayam tersebut untuk mencari jalan keluar atas kenaikan harga ayam potong dipasar. Banyak penyebab yang menyebabkan kenaikan harga ayam pedaging di Kota Tanjungpinang. Kenaikan biaya produksi adalah salah satu penyebab utamanya.
Biaya pemeliharaan ayam broiler dapat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan harga pakan ternak, kenaikan harga energi, dan biaya logistik yang lebih tinggi. Bencana alam, wabah penyakit hewan, dan kelangkaan ayam broiler juga dapat berdampak pada harga pasar.
Harga ayam potong naik karena produsen dan pedagang menaikkan harga untuk menutupi kenaikan biaya produksi. Produsen dan pedagang biasanya menaikkan harga untuk mempertahankan keuntungan mereka ketika biaya produksi naik. Konsumen kini harus membayar lebih mahal untuk membeli ayam broiler.
Pemerintah Kota Tanjungpinang telah melakukan beberapa usaha untuk mengatasi kenaikan harga daging ayam potong. Berikut adalah beberapa langkah yang telah dilakukan:
Koordinasi dengan Distributor Ayam
Pihak Disdagin (Dinas Perdagangan dan Perindustrian) Kota Tanjungpinang akan segera berkoordinasi dengan distributor ayam untuk mencari alternatif menormalkan kembali harga ayam di Tanjungpinang. Tujuan ini adalah untuk mengantisipasi kenaikan harga lanjutan dan mencari solusi bagaimana harga ayam dapat kembali normal.
Pengumpulan Distributor Pangan
Pemerintah Kota Tanjungpinang telah mengumpulkan distributor pangan untuk membahas stok dan kenaikan harga. Dengan demikian, pemerintah dapat memantau dan mengawasi stok ayam serta mengantisipasi kenaikan harga yang lebih lanjut.
Pengawasan Stok Ayam
Pemerintah telah melakukan pengawasan stok ayam di beberapa pasar di Tanjungpinang. Berdasarkan hasil pengawasan, harga ayam telah mencapai Rp42-44 ribu per kilogram, naik dari harga normal sekitar Rp38-40 ribu per kilogram. Pemerintah berupaya untuk mengantisipasi kenaikan harga lanjutan dengan cara memantau stok ayam dan berkoordinasi dengan distributor.
Dengan demikian, pemerintah Kota Tanjungpinang telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi kenaikan harga daging ayam potong, termasuk koordinasi dengan distributor, pengumpulan distributor pangan, dan pengawasan stok ayam.
Penulis adalah mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Program Studi Ilmu Pemerintahan, Tugas Mata Kuliah Ekonomi Politik.
Editor: Agung