Oleh Dahlan Iskan
KACAMATANYA ganti lagi: rasanya inilah kacamata yang paling pas dengan wajah Pak Mahfud MD saat ini.
Anda bisa melihat sendiri. Lihatlah podcast “Terus Terang”. Kacamata baru itu terlihat lebih pas: besar kecilnya maupun modelnya.
Bandingkan dengan saat beliau menjabat menko Polhukam. Yang kacamatanya, orang bilang, mirip kacamata pilot.
Memang yang model pilot itu terasa lebih keren tapi ‘kurang Mahfud’. Bahwa saat itu terasa keren karena jabatan menko Polhukam memang cocok dengan kacamata model itu.
Kini, dengan kacamata sekarang, pribadi Mahfudnya muncul kembali.
Rupanya saya salah. Penglihatan saya kurang jeli. Kacamata baru itu ternyata sudah dipakai sejak menjelang kampanye pilpres.
Rupanya saya kurang mengikuti proses pilpres. Saya memang lebih banyak di luar negeri saat itu. Saya telat tahu bahwa kacamata baru itu sudah tidak terlalu baru.
Atau karena saat pilpres dulu wajah Pak Mahfud terlihat lebih tegang. Lebih tua. Ditutupi kacamata apa pun tidak menghilangkan keteganganmya.
Saya bertemu Pak Mahfud MD kemarin sore. Di kantornya. Di Kramat 6 Jakarta. Wajah Pak Mahfud terlihat sangat rileks sekarang. Lalu saya tertarik pada kacamatanya.
Mereknya made in dalam negeri: Kasoem.
Anda masih ingat, sebelum jadi menko dulu kacamata Pak Mahfud terlihat jadul. Modelnya maupun ukurannya. Kebesaran.
Maka yang sekarang ini terasa yang paling serasi dengan kepribadian Mahfud MD, yang bukan lagi menko, bukan lagi calon wakil presiden dan bukan lagi birokrat.
Kini beliau adalah guru besar hukum tata negara di banyak universitas dan juga sebagai guru bangsa.
Kini Pak Mahfud punya dua kesibukan baru. Beliau mendirikan pusat studi agama dan demokrasi di UII Yogyakarta. Juga sibuk dengan podcast-nya: Terus Terang.
Podcast itu tayang seminggu sekali. Selama sekitar 30 menit.
Yang berbeda dari Terus Terang adalah tampilannya. Di situ Pak Mahfud selalu menjadi narasumber. Pewawancaranya ‘Mr X’. Tidak kelihatan wajahnya. Tidak kelihatan sosoknya. Sosok pewawancara itu ada di balik sandara kursi tinggi. Hanya sesekali terlihat ujung tangannya yang bergerak-gerak mengikuti pertanyaan.
Bagi kami –dan teman-teman dekat– tentu tahu siapa Mr X tersebut. Dari suaranya saja sudah dikenal siapa ia. Tapi biarlah Mr X tetap dengan misterinya.
Sampai hari ini sudah lebih 10 podcast yang diunggah di Terang Terang. Semua soal hukum. Terutama yang sedang jadi perbincangan masyarakat. Misalnya soal Vina Cirebon. Atau pemilihan ketua KPK yang sedang berproses.
Podcast itu direkam di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta. Yakni di kantor pemenangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud. Masa sewa kantor itu masih sampai Oktober depan. Masih bisa dimanfaatkan.
Pak Mahfud punya harapan: inilah momentumnya untuk mengembalikan KPK agar berwibawa seperti dulu. Mumpung pemilihannya terjadi di masa proses pergantian pimpinan nasional. Termasuk di saat DPR-nya juga baru.
Mahfud melihat panitia seleksi sekarang cukup baik. Tinggal semoga tidak ada intervensi.
Dari 300-an pendaftar, panitia menyeleksi mereka. Lalu presiden yang akan memilih 10 calon pimpinan.
Nama-nama itu akan disodorkan ke DPR: siapa yang dipilih sebagai ketua KPK.
Banyak sekali yang kami bicarakan selama satu jam lebih dengan Pak Mahfud. Rasanya wajah beliau 10 tahun lebih muda dibanding masa kampanye pilpres. Juga lebih langsing.
Beliau juga sudah mulai menguji mahasiswa S3 di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Sudah pula membuat jadwal bimbingan untuk calon doktor di sana.
Meski kembali ke kampus Pak Mahfud tetap pilih tinggal di Jakarta. Tentu harus mondar-mandir ke Yogyakarta.*
Penulis adalah wartawan senior Indonesia