Oleh L. Nur Salamah, S.Pd
VIRAL. Akhir-akhir ini media sosial dihebohkan dengan pemberitaan lima orang yang mengatasnamakan dirinya anggota dari salah satu ormas terbesar di negeri ini.
Tidak harus menjadi seorang muslim dan mukmin. Asal punya otak, jelas muak melihat kelakuan tersebut. Di saat dunia mengecam habis-habisan tindakan Sirewel karena telah melakukan genosida terhadap saudara kita di Palestina. Sedangkan ini orang malah dengan bangganya datang ke penjajah dan foto bersama.
Mari kita coba pakai analogi paling sederhana. Seandainya ada tetangga kita, dan itu saudara. Mereka dirampok, tuan rumah disekap dan dibunuh. Kita yang mengaku sebagai saudara justru bermanis muka kepada perampok tersebut. Apa kata dunia?
Setiap mereka yang menyadari dirinya sebagai manusia yang memiliki hati nurani dan memiliki otak waras pasti berpikir bahwa lima orang tersebut snewen. Diakui atau tidak ini menjadi aib NU dan Bangsa Indonesia.
Meskipun mereka berdalih, kunjungan tersebut atas nama pribadi, namun, Savic Ali selaku ketua PBNU tetap menyesalkan hal tersebut. Pasalnya organisasi tidak pernah memberikan mandat apapun. Ia juga berprasangka bahwa ada sponsor di sebaliknya.
Lucunya lagi, lima orang itu merasa sok benar, merasa paling toleran, ia menyatakan dirinya bukanlah demonstran, melainkan filsuf agamawan. Mereka tidak suka berdemo maupun melakukan pemboikotan. Mereka memilih jalan diskusi dan mengungkapkan gagasan. Emang mereka siapa sih?
Cukup mereka tahu, gencatan senjata oleh PBB saja tidak dihiraukan oleh Si Rewel, apalagi cuma omongan lima gelintir orang. Tidak akan berpengaruh sedikitpun. Yang ada, akan menjadi sebuah pembenaran atau legitimasi oleh Sirewel untuk mengklaim bahwa NU memberikan dukungan terhadap genosida yang dilakukan.
Belum lagi statement mereka yang mengaku toleran. Toleran kok dengan perampok alias penjajah, dan tidak berlaku untuk sesama muslim yang berseberangan pemikiran. Tidak sreg langsung dicap radikal radikul,main bubarkan saja tanpa ada diskusi apapun. Ngeri.
Setidaknya dengan kelakuan lima oknum tersebut membuka mata masyarakat khususnya kaum muslimin bahwa ada yang sakit dalam tubuh kaum muslimin. Kondisi umat sedang tidak baik-baik saja. Mengutip pernyataan Ustaz Felix Y. Siauw bahwasanya Ikan busuk itu dari kepalanya. Semoga dengan kejadian ini banyak yang tersadarkan.
Bahwasanya tidak ada solusi lain atas Palestina melainkan dengan jihad, pengiriman pasukan. Hal ini juga mustahil dilakukan tanpa adanya sebuah institusi Islam yakni Khilafah. Karena mereka adalah termasuk negara Kafir Harbi Fi’lan. Tidak ada hubungan diplomatik, yang ada adalah hubungan perang, melawan mereka dengan senjata.
Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 190 yang artinya, “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.
Waallahu A’lam Bish Shawwab.*
Penulis adalah Pengasuh Kajian Mutiara Ummat Batam