Volkswagen Pertimbangkan PHK dan Penutupan Pabrik di Jerman

Para pekerja Volkswagen di kota Wolfsburg, Jerman (foto: dok).

J5NEWSROOM.COM, Wolfsburg – Raksasa otomotif Jerman, Volkswagen, pada hari Senin (2/9) mengatakan bahwa mereka akan mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya; yaitu menutup sejumlah pabrik di Jerman. Mereka juga mengancam kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karena mandeknya rencana penghematan.

Meningkatnya biaya-biaya telah memangkas keuntungan produsen mobil tersebut, membuat Volkswagen menghadapi “tantangan yang sangat signifikan,” kata grup tersebut dalam sebuah memo internal yang dilihat oleh kantor berita AFP.

Lebih lanjut, dalam catatan yang dikirim untuk karyawan, Volkswagen mengatakan, “Dalam situasi saat ini, bahkan penutupan pabrik di lokasi produksi kendaraan dan komponen, tidak bisa dikesampingkan.”

Serikat pekerja dan pejabat pemerintah menanggapi dengan waspada gagasan penutupan pabrik di negara asalnya itu, sebuah keputusan yang belum pernah diambil oleh Volkswagen.

Pengumuman dari salah satu perusahaan blue-chip Jerman ini menambah kekhawatiran Kanselir Olaf Scholz tentang ekonomi domestik, yang telah mengalami kesulitan dalam beberapa bulan terakhir.

“Industri otomotif Eropa berada dalam situasi yang sangat berat dan serius,” ujar CEO Volkswagen Oliver Blume, seperti dikutip dalam memo tersebut.

“Lingkungan ekonomi menjadi semakin sulit, dan para pesaing baru sedang memasuki pasar Eropa,” kata Blume.

Berbagai kesulitan itu utamanya terjadi di Jerman, yang “semakin tertinggal dalam hal daya saing” sebagai lokasi manufaktur, tambahnya. “Kami sebagai perusahaan sekarang harus bertindak tegas,” ujar sang CEO.

Pada tahun lalu, Volkswagen mengumumkan rencana program penghematan senilai 10 miliar euro dan telah menandai pengurangan tenaga kerja pada tahun-tahun berikutnya untuk meningkatkan keuntungan.

Namun, grup ini mengatakan bahwa langkah-langkah lebih lanjut kini diperlukan setelah hasil yang dipublikasikan pada bulan Agustus menunjukkan penurunan laba.

Meningkatnya biaya dan menurunnya permintaan di China juga berarti bahwa grup ini harus menurunkan perkiraan margin keuntungan untuk sisa tahun ini.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah