J5NEWSROOM.COM, Batam – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis perkembangan Indeks Harga Konsumen (HK) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Agustus 2024 dan mencatatkan deflasi sebesar 0,04% (mtm).
Wakil Ketua TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) Provinsi Kepri, Suryono mengatakan, secara spasial, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Karimun juga mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,06%. Dan -0,48% (mtm), sedangkan Kota Batam mengalami inflasi 0,02 % (mtm).
Dengan demikian, secara tahunan, IHK di Provinsi Kepri mencatatkan inflasi sebesar 2,64% (yoy) atau secara tahun kalender tercatat sebesar 0,97% (ytd).
“Berdasarkan kelompok pengeluaran, deflasi pada Agustus 2024 terutama didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Dengan andil sebesar -0,27% (mtm), sejalan dengan meningkatnya pasokan sejumlah komoditas pangan daerah produsen,” jelasnya.
Pendorong deflasi juga berasal dari Kelompok Transportasi dengan andil sebesar -0,02% (mtm) terutama didorong oleh normalisasi tarif angkutan udara pasca berakhirnya musim liburan sekolah.
Di sisi lain, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga pada bulan Agustus 2024 mengalami inflasi sebesar 1,28% (mtm) dengan andil 0,20% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,41% (mtm).
“Inflasi kelompok ini disebabkan dampak lanjutan dari adanya kenaikkan tarif listrik,” terangnya.
Dan dalam rangka pengendalian inflasi, Bank Indonesia secara konsisten bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di level provinsi maupun kabupaten/kota se-Kepri dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dengan strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif).
“Berbagai upaya stabilisasi harga yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2024. Antara lain, Koordinasi dan sinergi program melalui rapat koordinasi TPID di wilayah Kepri, Rakorpusda TPID-TPIP, serta sharing session dan capacity building dengan TPID DKI Jakarta dan TPID Jawa Timur,” jelasnya.
Selanjutnya melakukan sinergi penyelenggaraan Operasi Pasar Murah (OPM) dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Kepri; serta Panen cabai merah keriting serentak 100 sekolah dalam rangka Gerakan Sekolah Menanam (GSM).
“Ke depan, TPID akan terus mengantisipasi risiko inflasi melalui sinergi dan koordinasi antar lembaga/instansi. Beberapa risiko tekanan inflasi yang perlu diantisipasi ke depannya. Antara lain dampak lanjutan kenaikan tarif listrik di Kota Batam terhadap komoditas lainnya. Berlanjutnya kenaikan tekanan harga beras di tengah belum masuknya musim panen; dan tekanan harga pada kelompok core inflation,” jelasnya.
Editor: Agung