Israel Kirim Pasukan ke Suriah, Tahan Terduga Agen Iran

Petugas tanggap darurat memadamkan api yang menyala di lokasi serangan Israel ke Dahiyeh, Beirut, Lebanon, pada 1 November 2024. (Foto: AP/Hassan Ammar)

J5NEWSROOM.COM, Israel pada hari Minggu (3/11) mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan serangan darat ke Suriah, menangkap seorang warga Suriah yang diklaim terlibat dalam jaringan Iran yang mendukung militan di wilayah tersebut.

Serangan ini merupakan yang pertama kalinya selama konflik Timur Tengah yang berlangsung dalam 13 bulan terakhir, dan Suriah tidak segera mengonfirmasi adanya operasi tersebut.

Militer Israel tidak merinci lokasi atau waktu serangan, tetapi mengidentifikasi pria yang ditangkap sebagai Ali Soleiman al-Assi, yang dikatakan tinggal di Saida, sebuah daerah di selatan Suriah. Israel menyatakan bahwa ia telah diawasi selama berbulan-bulan dan terlibat dalam berbagai inisiatif Iran yang menargetkan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel dekat perbatasan Suriah.

Rekaman dari kamera militer menunjukkan para tentara menangkap seorang pria berbaju putih di dalam sebuah bangunan. Pria itu kemudian dibawa ke Israel untuk diinterogasi.

Serangan Klinik Vaksinasi Polio

Di tempat lain, serangan udara di sebuah klinik di Gaza utara yang sedang melakukan vaksinasi polio terhadap anak-anak melukai enam orang, termasuk empat anak, menurut para pejabat Palestina. Militer Israel membantah terlibat dalam serangan tersebut.

Serangan yang diduga dilakukan oleh drone Israel terjadi pada Sabtu (2/11). Wilayah tersebut telah dikepung oleh pasukan Israel dan terisolasi selama setahun. Israel telah melancarkan serangan lain di lokasi tersebut dalam beberapa minggu terakhir yang mengakibatkan ratusan orang tewas dan puluhan ribu mengungsi.

Sulit untuk memverifikasi pernyataan yang saling bertentangan. Pasukan Israel sering menyerbu rumah sakit di Gaza, mengklaim bahwa Hamas menyembunyikan pejuang di tempat-tempat tersebut, tuduhan yang dibantah oleh pejabat kesehatan Palestina. Anggota Hamas juga beroperasi di bagian utara, melawan pasukan Israel.

Dr. Munir al-Boursh, direktur jenderal di Kementerian Kesehatan Gaza, menginformasikan kepada kantor berita The Associated Press bahwa sebuah quadcopter menyerang klinik Sheikh Radwan di Kota Gaza pada Sabtu sore, beberapa menit setelah delegasi PBB meninggalkan lokasi tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF, yang bersama-sama melakukan vaksinasi polio, menyatakan keprihatinan atas laporan serangan tersebut. Rosalia Bollen, juru bicara UNICEF, menyoroti kekhawatiran terkait serangan yang terjadi pada saat orang tua dapat membawa anak mereka untuk divaksinasi, dan menyatakan bahwa serangan itu berlangsung meskipun ada jaminan bahwa jeda kemanusiaan berlaku dari pukul 6 pagi hingga 4 sore.

Letkol Nadav Shoshani, juru bicara militer Israel, menyatakan bahwa “berlawanan dengan berbagai klaim, tinjauan awal menunjukkan bahwa (militer Israel) tidak menyerang daerah itu pada waktu yang ditentukan.”

Hizbullah Harus Dipukul Mundur

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kunjungan ke perbatasan dengan Lebanon pada hari Minggu. Ia menyatakan bahwa militan Hizbullah di Lebanon harus dipukul mundur melewati Sungai Litani, baik dengan kesepakatan gencatan senjata maupun tanpa, dan bahwa kelompok pendukung Iran tersebut harus dihalangi dari upaya penguatan lebih lanjut. Sungai Litani terletak sekitar 30 kilometer di utara perbatasan Israel.

“Dengan atau tanpa kesepakatan, kunci untuk mengembalikan warga kami di utara ke rumah mereka dengan aman adalah menahan Hizbullah melewati Litani, menghentikan setiap usaha mereka untuk mempersenjatai diri lagi, dan merespons dengan kuat semua tindakan terhadap kami,” kata Netanyahu.

Israel terus meluncurkan serangan di Lebanon timur dan Gaza, sementara lebih dari 100 proyektil dilaporkan ditembakkan dari Lebanon ke wilayah Israel pada hari Minggu. Beberapa berhasil dicegat, sementara yang lainnya jatuh di area tak berpenghuni.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah