J5NEWSROOM.COM, Poso – Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), melaporkan bahwa masyarakat telah meninggalkan rumah-rumah mereka yang berada dalam jangkauan tujuh kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-laki yang meletus pada Senin (4/11) dini hari.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Flores Timur, Hery Lamawuran, dalam wawancaranya dengan VOA pada Senin malam (4/11), menyebutkan bahwa berdasarkan data sementara, sebanyak 1.944 orang telah mengungsi di tiga lokasi pengungsian yang disiapkan pemerintah di Kecamatan Titihena, sekitar 20 kilometer dari puncak gunung.
“Proses evakuasi untuk para pengungsi telah dilakukan hingga sore hari tadi, dan mereka telah berada di tiga lokasi pengungsian yaitu desa Konga, desa Lewolaga, dan desa Bokang,” ujar Hery.
Hery menjelaskan bahwa pemerintah menyediakan transportasi untuk mengantar warga yang terdampak ke tempat pengungsian, meskipun beberapa warga mengungsi secara mandiri. Untuk kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak, dan lansia, mereka ditempatkan di gedung-gedung sekolah. Selain itu, petugas kesehatan juga ditempatkan di masing-masing lokasi, dan fasilitas seperti listrik, air bersih, serta air minum telah disediakan.
“Logistik dan perlengkapan untuk kelompok rentan juga sudah disiapkan, dan hingga malam ini, kami terus mengirimkan bantuan dari kabupaten menuju lokasi-lokasi pengungsian,” tambahnya.
Korban Jiwa
Kepala Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Maumere, Supriyanto Ridwan, yang dihubungi secara terpisah, menyatakan bahwa hingga pukul 18.00 WITA, tercatat sembilan orang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, sementara satu korban lainnya masih dalam perawatan.
“Berdasarkan informasi yang kami terima hingga pukul 18.00 WITA, jumlah korban yang awalnya dilaporkan sepuluh, ternyata sembilan orang meninggal, dan satu orang masih dalam kondisi kritis,” jelas Supriyanto kepada VOA pada Senin malam (4/11).
Supriyanto menambahkan bahwa Basarnas telah membuka posko di lokasi-lokasi pengungsian untuk menerima laporan jika ada warga yang hilang atau anggota keluarga yang belum ditemukan. Namun, hingga saat itu, tidak ada laporan baru mengenai korban atau orang hilang.
“Posko kami di sana siap menerima laporan jika ada informasi terbaru terkait orang hilang,” kata Supriyanto.
Imbauan untuk Menjauhi Area Erupsi
Berdasarkan data BNPB pada Senin (4/11) pukul 12.30 WITA, erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki berdampak pada rumah-rumah yang berada dalam radius tujuh kilometer dari puncak gunung. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status aktivitas gunung tersebut dari level III menjadi IV atau ‘Awas’ pada Minggu, 3 November 2024, pukul 24.00 WITA.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengimbau agar masyarakat tidak berada dalam radius tujuh kilometer dari pusat erupsi.
“Sekali lagi, kami mengimbau kepada masyarakat yang sudah meninggalkan area tujuh kilometer agar tidak kembali dulu ke lokasi yang telah kami sterilkan,” ujar Abdul dalam konferensi pers pada Senin (4/11).
Bantuan Logistik Melalui Laut dan Darat
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, menyatakan bahwa selama masa tanggap darurat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, prioritas utama adalah evakuasi warga yang tinggal di area rawan, yaitu dalam radius tujuh kilometer dari puncak gunung.
Pemerintah juga berupaya memulihkan jalur transportasi untuk mengirimkan bantuan logistik ke wilayah terdampak di Flores Timur. “Akses ke sana memang semakin sulit karena ada empat bandara yang ditutup dan belum bisa beroperasi. Oleh karena itu, pengiriman bantuan dilakukan melalui jalur laut dan darat, dan kami terus berusaha agar jalur logistik ini bisa berfungsi dengan baik,” ujar Pratikno dalam konferensi pers pada Selasa (5/11).
Pratikno juga mengungkapkan bahwa di lokasi-lokasi pengungsian, tenda-tenda telah didirikan dan dilengkapi dengan fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK), air bersih, air minum, makanan, serta pelayanan kesehatan.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah