J5NEWSROOM.COM, Seoul – Badai salju besar melanda Seoul dan wilayah sekitarnya pada Rabu, 27 November, mencatat rekor sebagai hujan salju November terlebat dalam 52 tahun terakhir di Korea Selatan. Salju dengan ketebalan 20 hingga 26 sentimeter menutupi ibu kota, mengakibatkan gangguan besar pada transportasi, layanan publik, dan aktivitas masyarakat.
Dampak Cuaca Ekstrem
Salju lebat ini menyebabkan kecelakaan lalu lintas di berbagai lokasi, termasuk di Hongcheon, di mana satu orang tewas dan empat lainnya terluka akibat tabrakan lima kendaraan. Di Yangju, sebuah garasi tenda runtuh akibat berat salju, menewaskan seseorang yang sedang membersihkan area tersebut. Selain itu, pemadaman listrik sementara terjadi di sekitar 230 rumah di Gwangju, dekat Seoul.
Transportasi dan Aktivitas Terhambat
Badai ini memengaruhi 317 penerbangan yang dibatalkan atau ditunda di berbagai bandara nasional. Sekitar 90 feri diperintahkan tetap bersandar, dan ratusan jalur pendakian ditutup untuk menghindari risiko kecelakaan. Jalan-jalan di Seoul menjadi licin dan membeku, memperlambat perjalanan pagi hari serta menyebabkan kerumunan di kereta bawah tanah.
Respon Darurat
Pihak berwenang segera merespons berbagai laporan tentang pohon tumbang dan gangguan infrastruktur lainnya. Presiden Yoon Suk Yeol memerintahkan mobilisasi penuh dari personel dan peralatan keselamatan untuk mencegah kecelakaan lebih lanjut.
Hidup di Tengah Badai
Meski aktivitas banyak terganggu, warga Seoul mencoba memanfaatkan momen ini. Pengunjung berpakaian tradisional hanbok tampak mengabadikan pemandangan di istana abad pertengahan yang bersalju, sementara anak-anak membangun manusia salju di taman bermain.
Badan cuaca Korea Selatan memperkirakan salju akan terus turun hingga Kamis siang, terutama di wilayah tengah, timur, dan barat daya negara itu.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah