PM Malaysia Angkat Thaksin sebagai Penasihat Pribadi untuk Urusan ASEAN

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim meninggalkan kediaman resmi perdana menteri Jepang setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo, Jepang, 23 Mei 2024.

J5NEWSROOM.COM, Kuala Lumpur – Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, pada Senin (16/12) menunjuk mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, sebagai penasihat pribadinya menjelang perannya sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun depan.

Anwar menyampaikan bahwa Thaksin akan menjalankan peran informal dalam kepemimpinan ASEAN, bersama penasihat lain dari beberapa negara anggota di kawasan tersebut.

Pernyataan ini diumumkan Anwar saat kunjungan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, ke Malaysia. Paetongtarn, yang merupakan putri bungsu Thaksin, adalah anggota keempat keluarganya yang menduduki jabatan politik tertinggi di Thailand.

“Terima kasih telah menerima ini karena kami membutuhkan pengalaman seorang negarawan seperti Thaksin,” ujar Anwar saat konferensi pers bersama Paetongtarn.

Thaksin, yang kini berusia 75 tahun, telah menjadi sosok berpengaruh dalam politik Thailand selama dua dekade terakhir. Pengaruhnya diyakini masih kuat terhadap pemerintahan saat ini, meski Thailand telah mengalami pergantian kekuasaan beberapa kali dalam 25 tahun terakhir.

Thaksin dijatuhi larangan memegang jabatan setelah dinyatakan bersalah atas penyalahgunaan kekuasaan dan konflik kepentingan. Namun, ia membantah semua tuduhan dan memilih mengasingkan diri selama 15 tahun. Meski berada di pengasingan, Thaksin tetap memiliki peran penting dalam dinamika politik Thailand.

Thaksin akhirnya kembali ke Thailand pada Agustus 2023 dan dijatuhi hukuman delapan tahun penjara. Raja Thailand kemudian memberikan pengampunan dengan mengurangi hukumannya menjadi satu tahun. Thaksin hanya sempat mendekam beberapa jam di penjara sebelum dipindahkan ke rumah sakit karena alasan kesehatan. Setelah enam bulan dirawat, ia akhirnya bebas bersyarat pada Februari.

Meskipun menyatakan telah pensiun dari politik, Thaksin, yang dikenal sebagai sosok kontroversial, masih dicurigai oleh kalangan militer dan royalis Thailand memiliki pengaruh dalam pemerintahan putrinya.

Thaksin tetap aktif dalam Partai Pheu Thai yang ia dirikan dan kerap mengeluarkan pernyataan mengenai kebijakan pemerintah. Ia juga sempat bertemu dengan tokoh berpengaruh seperti mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen—yang kini putranya menjabat sebagai perdana menteri—dan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.

Menurut laporan media Thailand, Thaksin berupaya memainkan peran sebagai mediator untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan di Myanmar yang dikuasai junta militer, sebuah tantangan besar bagi Anwar sebagai ketua ASEAN mendatang.

Pada Mei lalu, Menteri Luar Negeri Thailand mengonfirmasi bahwa Thaksin bertemu dengan kelompok yang berseberangan dengan junta Myanmar dalam kapasitas pribadi, sebagai upaya mendorong dialog perdamaian.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah