J5NEWSROOM.COM, Batam – Kisah perjuangan Fery Suwandi, yang akrab disapa Sam Fery, pria kelahiran Dusun Segelen, Sidomulyo, Desa Balisari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang Jawa Timur, ini memberikan inspirasi bagi banyak orang. Berawal dari usaha sederhana sebagai pedagang bakso keliling, kini ia berhasil membangun infrastruktur di kampung halamannya.
Secara bertahap, pria yang akrab disapa Sam Fery ini telah mendirikan Masjid Al-Ikhlas, lapangan sepak bola, serta memulai pembangunan Taman Pendidikan Quran (TPQ) dan membangun jalan desa sepanjang 5 kilometer dengan lebar 6 meter. Semua dilakukan tanpa dana pemerintah, melainkan melalui dukungan warga dan gotong royong.
“Saya lahir di sana, jadi merasa terpanggil untuk membangun daerah asal saya,” ujar Feri saat berbincang di salah satu outlet Bakso Gunung miliknya di Batam, Sabtu (4/1/2025).
Sambil duduk santai, Fery menceritakan perjalanan hidupnya, bagaimana dia sampai membangun jalan buat kenyamanan warga dusu tempat kelahirannya. Melihat sendiri keadaan jalan yang di beberapa titik sudah mengalami kerusakan parah, dan mendengarkan saran beberapa warga dusun, Feri pun membulatkan niat untuk membangun jalan sebagai sarana bagi warga dusun mencari nafkah.
Menurutnya, dengan adanya keadaan jalan yang mulus, warga yang sebagian besar berpenghasilan sebagai petani ini bisa dengan mudah beraktivitas.
Meski jalan itu baru selesai sekitar 1,5 kilometer dengan melewati lima tahapan (proses), dengan dukungan para warga dusun yang masih kompak dengan jiwa gotong royong, ia berharap pembangunan jalan akan bisa berjalan lancar.
“Paling yang saya bayar itu kepala tukang saja. Selebihnya warga bergotong royong, begitu juga yang menyiapkan konsumsi bagi warga yang bergotong royong,” cerita Sam Feri.
Meski sering dihubungi oleh beberapa perangkat desa dan lurah, dengan berbagai ucapan, Feri tetap berdoa dan berusaha bagaimana pengerjaan jalan itu bisa selesai. Pengerjaan jalan bertahap dengan cara Cor itu dilakukan disaat cuaca cerah. Awalnya ada menggunakan alat berat saat pembukaan atau pelebaran, selanjutnya dilakukan dengan cara manual.
“Mudah-mudahan saya diberi umur panjang dan Rezki yang berkah, pembangunan ini bisa selesai,” harap Feri.
Ada kepala Desa yang menghubungi untuk menyampaikan salam. Kemudian lurah, dan ada yang menghubungi bahwa Bupati ingin ajak bertemu. Ia mengaku belum pernah bertemu langsung apalagi membahas pembangunan jalan.
Jalan itu udah lama rusak nya, begitu Fery melanjutkan ceritanya, tahun 2016 lalu, aspal jalan sudah mulai hilang. Perhatian pemda sebenarnya ada, tapi belum mampu menjangkau keseluru dusun, dan dia sangat menghargai itu. Ia juga tak menyalahkan pemerintah, dengan dan desa yang terbatas, tidak mampu menjangkau beberapa Dusun di Kabupaten Malang.
“Misal Rp 1 miliar Dana Desa, sementara di sana ada 7 dusun. Kalau dibagi paling hanya untuk berapa meter saja,” kata Sam Fery.
Tahun 2017 lalu, Feri membangun masjid, namanya masjid Al-Ikhlas, pada saat peresmian mesjid itu, ia mendapatkan saran dari istrinya kalau jalan masjid sekalian saja diperbaiki agar nyaman bagi warga. “Warga juga nyeletuk, bagaimana kalau jalan juga dibangun,” ucap Fery.
Atas permintaan warga itu, Sam Fery pun mengajukan permintaan kepada warga, bila jalan warga ingin diperbaiki, kalau pun jalan mau di lebarkan, lebarnya harus rata, semua memiliki lebar rata yaitu 10 meter, itu termasuk lebar utama jalan 6 meter, desaine dan taman kiri kanan jalan. Dan sambutan warga pun positif. Warga sepakat sumbangkan tanahnya untik dipotong sedikit agar dibangun.
Inspirasi dari Istri dan Warga
Perjalanan hidup Sam Feri dimulai dengan hijrah ke Batam pada 1992. Berbekal keahlian membuat bakso, ia memulai usaha keliling menggunakan gerobak. Lambat laun, usahanya berkembang hingga memiliki lebih dari 30 gerobak pada awal 2000-an.
Kesuksesannya terus berlanjut saat ia membuka outlet pertama Bakso Gunung di kawasan Jodoh, Batam, pada 2009. Kini, Feri memiliki delapan outlet yang tersebar di berbagai wilayah di Batam, dengan total karyawan mencapai 120 orang.
“Bekerja ikhlas, berbuat untuk masyarakat juga dengan niat ikhlas. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan umur panjang,” tutup Fery.
Kisah Sam Fery menjadi bukti bahwa keberhasilan tidak hanya diukur dari pencapaian pribadi, tetapi juga dari kontribusi nyata bagi masyarakat.
Editor: Agung