LAPORAN: Rusydy
J5NEWSROOM.COM, Bintan – Meski Pertamina memiliki fasilitas di Tanjunguban yang berperan sebagai penyuplai bahan bakar minyak (BBM) dan gas, masyarakat Bintan justru mengalami kelangkaan gas elpiji 3 kg. Kondisi ini berlangsung sejak Desember 2024 hingga awal Januari 2025.
Tokoh masyarakat Bintan Utara, Syamsudin, mengungkapkan bahwa masyarakat telah kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg sejak akhir tahun lalu. Situasi ini semakin memburuk pada awal Januari 2025.
“Kami sering mendengar keluhan warga mengenai sulitnya mendapatkan gas 3 kg, terutama di tempat-tempat yang biasanya menyediakan kebutuhan rumah tangga,” ujar Syamsudin, Senin (6/1/2025).
Ia berharap pihak distributor dan instansi terkait segera mengambil langkah untuk mengevaluasi permasalahan di lapangan agar masyarakat tidak terus-menerus menghadapi kesulitan.
Menurut Syamsudin, kelangkaan gas elpiji bukanlah masalah baru, melainkan sering terjadi pada waktu tertentu, terutama menjelang hari besar atau libur panjang.
“Rasanya aneh, Pertamina ada di Tanjunguban yang menyuplai gas ke berbagai daerah, tetapi justru masyarakat sekitar sulit mendapatkannya,” imbuhnya.
Salah satu warga, Fitra, mengakui puncak kelangkaan gas terjadi pada awal Januari 2025. Sebagian besar agen penyedia gas bersubsidi kehabisan stok.
“Kemarin gas 3 kg benar-benar sulit didapat. Informasinya, hari ini stok sudah mulai ada lagi, tetapi kejadian seperti ini sering terjadi, terutama di hari besar atau libur panjang,” ujar Fitra.
Pimpinan PT Mitra Cipta Abadi Mulia (MCAM), Thomas Candra alias Alang, yang merupakan salah satu distributor gas bersubsidi di Bintan, belum memberikan tanggapan terkait kelangkaan ini. Upaya konfirmasi melalui sambungan telepon juga tidak mendapatkan respons.
Data Kelangkaan Gas di Bintan
Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, konsumsi gas elpiji 3 kg di Bintan mengalami peningkatan sekitar 15-20 persen selama akhir tahun 2024 hingga awal tahun 2025. Namun, suplai dari distributor belum dapat mengimbangi kebutuhan tersebut.
Kelangkaan juga diperparah oleh distribusi yang tidak merata. Beberapa agen di wilayah Tanjunguban melaporkan hanya menerima 50 persen dari kuota yang seharusnya mereka terima pada bulan Desember 2024.
Syamsudin menekankan pentingnya pemerintah dan Pertamina untuk segera mengatasi persoalan distribusi gas elpiji, terutama untuk memastikan kebutuhan rumah tangga di Bintan dapat terpenuhi.
“Kami berharap ada evaluasi serius agar kelangkaan ini tidak terulang, terutama di hari-hari besar atau momen tertentu,” tutup Syamsudin.
Editor: Agung