Perekonomian Indonesia Tumbuh Solid, Menko Airlangga: Optimisme Terus Dijaga di 2025

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: ekon.go.id)

J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Meskipun berbagai dinamika global masih berisiko memengaruhi perekonomian dunia, seperti volatilitas harga komoditas, suku bunga yang meningkat, kendala rantai pasok, serta kerentanan ketahanan pangan dan energi akibat perubahan iklim, perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid. Proyeksi ekonomi global untuk 2024 dan 2025 diperkirakan hanya tumbuh sekitar 3,2%, namun Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu 4,95% (yoy) pada triwulan III-2024.

Dalam acara Business Competitiveness Outlook 2025 pada Senin (13/1/2025), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan optimisme bahwa perekonomian Indonesia pada 2025 dapat tumbuh sekitar 5,2%. “Ekonomi Indonesia pada tahun 2025, mudah-mudahan kita juga bisa mempertahankan sekitar 5,2%. Dan tahun lalu ini kita membuat beberapa program menjelang Natal seperti Harbolnas dan Belanja di Indonesia Aja (BINA),” kata Airlangga.

Program-program akhir tahun yang digalakkan Pemerintah Indonesia, seperti National Online Shopping Day (Harbolnas), Belanja di Indonesia Aja (BINA), dan EPIC Sale, berhasil mencapai target yang impresif. Harbolnas tercatat mencapai transaksi sebesar Rp31,2 triliun, meningkat 21,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Program BINA mencatatkan transaksi Rp25,4 triliun, naik 15,5%, dan EPIC Sale mencapai Rp14,9 triliun, meningkat 14,9%.

Pemerintah juga telah merilis berbagai paket stimulus ekonomi pada akhir tahun 2024 untuk menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan daya saing usaha. Stimulus tersebut antara lain berupa bantuan pangan 10 kg beras per bulan untuk 16 juta KPM, diskon listrik 50% selama dua bulan, serta insentif PPN untuk sektor properti, otomotif, dan padat karya.

Selain itu, Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8% dalam lima tahun ke depan. Program prioritas pemerintah yang telah dicanangkan, seperti swasembada pangan, energi, pengentasan kemiskinan, dan perbaikan sistem pendapatan negara, terus dijalankan dengan optimisme.

Hilirisasi menjadi salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Sebagai contoh, ekspor nikel Indonesia pada 2023 tercatat mencapai USD33,52 miliar, meningkat 745% dibandingkan tahun 2017 yang hanya USD4 miliar. Hilirisasi produk, terutama yang terjadi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti Gresik, Kendal, dan Galang Batang, juga menunjukkan dampak positif dengan berhasil menghimpun investasi hingga Rp82,6 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 42.930 orang pada tahun 2024.

Menko Airlangga menegaskan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% dalam lima tahun ke depan dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, diperlukan komitmen bersama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. “Dengan kolaborasi yang erat, kita dapat mengubah berbagai tantangan menjadi peluang,” pungkasnya.

Acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk CEO International Business Council (IBC) Sofyan A. Djalil, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Ferry Irawan, serta Ekonom Universitas Indonesia Telisa Falianty.

Editor: Agung